JAKARTA--Pemeritah optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sekitar 6,8%--7,2%, asalkan laju konsumsi dan investasi di Tanah Air terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi dunia naik ke level 4,1% pada 2013.Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menuturkan dalam dunia yang terinterkoneksi, perekonomian Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perekonomian global, utamanya kondisi Eropa, Amerika Serikat, dan China."Sampai sejauh ini kami masih yakin [target pertumbuhan ekonomi 2013 6,8%--7,2%]. Namun, harus lihat kondisi ekonomi dunia mendekati Agustus, kami harap tidak ada kondisi yang sangat ekstrim yang bisa membuat perubahan signifikan ke asumsi ekonomi makro," ujar Anny dalam Diskusi Kadin Indonesia terkait Prospek Pertumbuhan Ekonomi pada Asumsi Makro RAPBN 2013, Senin (16/7/2012).Berdasarkan proyeksi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi, kata Anny, pemerintah melihat tren pertumbuhan ekspor yang melandai. Namun, investasi diperkirakan terus meningkat dengan tingginya arus investasi asing langsung (FDI) ke Indonesia."Net ekspor pertumbuhannya melandai lebih karena harga komoditas ekspor kita memang turun. Kalau volume naik, harga turun, pertumbuhannya tidak dalam kisaran yang tinggi," ujarnya.Pada 2013, pemerintah memproyeksikan ekspor tumbuh 11,7%--12,1%, sedangkan impor 13,5%--13,9%. Adapun investasi dan konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh masing-masing 4,8%--5,2% dan 11,9%--12,3%.Anny berharap pelemahan kinerja ekspor dapat dikompensasi dengan konsumsi dan investasi yang diproyeksi tetap kuat. Permintaan domestik, kata Anny, harus dijadikan peluang untuk diisi oleh produksi dalam negeri. Pasalnya, ada risiko pengalihan pasar tujuan ekspor China dari Eropa dan AS menuju Indonesia yang memiliki pasar domestik yang besar."Investasi tidak boleh terganggu, baik investasi asing maupun domestik. Saya tidak terlalu kawatir, selama domestik demand bisa kita jaga," ujarnya.Selain itu, tambah Anny, pemerintah terus menjaga kepercayaan investor terhadap keamanan fiskal dan rasio utang terhadap PDB."Capital inflow dari FDI kami perkirakan cukup tinggi. Confidence pasar harus dijaga, dan mengarahkan investasi di pasar finansial sebagai investasi jangka panjang," ungkapnya.Bambang P.S. Brodjonegoro, Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, menambahkan target pertumbuhan ekonomi 6,8%-7,2% didasarkan pada asumsi perekonomian dunia yang membaik."Sekarang perekonomian dunia diproyeksi tumbuh 3,5%. Target pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 yang 6,8%-7,2% asumsinya terjadi recovery global ke 4,1%," ujarnya.Sementara itu, Wakil Ketua Kadin bidang Kebijakan Publik, Fiskal, dan Moneter Hariyadi Sukamdani menyoroti belum optimalnya eksekusi belanja pemerintah. Padahal, pengeluaran pemerintah diharapkan dapat menjadi stimulus bagi dunia usaha dan perekonomian domestik."Dalam kondisi seperti ini, spending pemerintah sangat kita perlukan. Sekarang ini kan selalu numpuknya di akhir tahun, pengaruhnya ke kita tidak terlalu optimal," tegasnya.Selain belanja, insentif fiskal yang dikeluarkan pemerintah untuk menggiatkan industri domestik juga dinilai belum optimal. Misalnya, fasilitas bea masuk ditanggung pemerintah (BMDTP) yang regulasi sektornya baru keluar pada Juni 2013 dan tidak pernah terserap dengan maksimal.Hariyadi juga mengkritisi realisasi pembangunan infrastruktur yang dinilai tidak secepat komitmen komitmen pemerintah dalam blueprint dan MP3EI. Pembangunan infrastruktur, kata Hariyadi, sangat penting karena terkait dengan daya saing dan produktivitas industri nasional.Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia, optimistis dengan prospek industri semen pada 2013 seiring pembangunan infrastruktur yang terus bergulir."Sektor konstruksi tahun ini kami perkirakan bisa tumbuh 7%, tahun depan sekitar 7,5%. Karena kita kan sedang banyak membangun infrastruktur, jadi industri ini ikut terangkat," ujarnya.Ketua Gabungan Elektronik Indonesia (Gabel) Ali Subroto Oentaryo mempertanyakan asumsi nilai tukar yang ditetapkan pemerintah dalam APBN. Pasalnya, pengusaha membutuhkan acuan nilai tukar yang tepat untuk menetapkan besaran pengeluaran dan belanja perusahaan."Kurs dipatok Rp9.000 per dollar, tapi kenyataannya bisa Rp9.400. Sistem pembuatan asumsi dalam budget pemerintah harus ada perbaikan," ujarnya.Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata menuturkan kinerja sektornya cukup terpukul oleh aturan batasan minimal uang muka untuk perusahaan leasing yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 43/PMK.010/2012."Karena aturan down payment ini penjualan turun 11% (yoy) pada Juni 2012," ujarnya.Natsir Mansyur, Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, menjelaskan pengusaha akan bekerja bersama pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% pada 2012 dan 6,8%-7,2% pada 2013.Natsir berharap pemerintah mampu menciptakan iklim investasi dan ketenagakerjaan yang kondusif agar dunia usaha dapat berkembang dan mendorong perekonomian nasional. (bas)
PERTUMBUHAN EKONOMI: Pemerintah Yakin Angka 6,8%--7,2% Terpenuhi
JAKARTA--Pemeritah optimistis dengan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sekitar 6,8%--7,2%, asalkan laju konsumsi dan investasi di Tanah Air terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi dunia naik ke level 4,1% pada 2013.Wakil Menteri Keuangan Anny
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Aang Ananda Suherman
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
55 menit yang lalu
Ekonom Nilai PPN 12% dan Tax Amnesty Tak Efektif Kerek Penerimaan Negara
1 jam yang lalu