JAKARTA: Bank Dunia menilai komitmen pinjaman siaga yang telah dikantongi Indonesia dari berbagai mitra pembangunan senilai total US$5 miliar dapat meningkatkan kepercayaan investor di pasar finansial.Stefan Koeberle, Kepala Perwakilan Bank Dunia di Indonesia, mengungkapkan pinjaman siaga merupakan instrumen yang sangat baik untuk memberikan sinyal kepada pasar bahwa Indonesia didukung oleh berbagai lembaga multilateral."Itu tools yang sangat baik, sinyal ke pasar bahwa lembaga multinasional berada di belakang Indonesia guna menciptakan kenyamanan investasi," ujarnya usai diskusi di BKPM, Kamis (12/07).Menurutnya, Indonesia sebenarnya tidak memerlukan tambahan pendanaan, tapi membutuhkan sinyal yang meyakinkan pasar untuk berinvestasi di pasar finansial.Komitmen contingency loan dari Bank Dunia sebesar US$2 miliar tersedia untuk 2 tahun dan dapat diperbarui sesuai kebutuhan Indonesia. Sebagai kompensasi atas komitmen ini, Indonesia harus membayar sejumlah commitment fee kepada Bank Dunia meskipun tidak menarik dana pinjaman siaga tersebut. Namun, Koeberle enggan mengungkapkan berapa besaran commitment fee yang harus dibayar pemerintah."Dalam 2 tahun ke depan pinjaman siaga ini tersedia bagi Indonesia, anytime. Kalau pinjaman siaga ini ditarik, ada bunganya. Patokan kami LIBOR ditambah sedikit," ungkapnya.Koeberle menuturkan selain contingency loan untuk gejolak ekonomi (economic shock), Bank Dunia dan Indonesia tengah membicarakan tentang 2 bentuk pinjaman siaga lainnya, yakni untuk bencana alam dan untuk keamanan pangan."Pinjaman siaga untuk bencana alam dan food shock, saat ini, masih dalam diskusi, karena sangat tergantung pada kebijakan pemerintah dan perlu banyak pertimbangan," jelasnya. Selain Indonesia, tambahnya, Bank Dunia juga memberikan pinjaman siaga kepada beberapa negara berpendapatan menengah (middle income countries) di kawasan Amerika Latin.Adapun di Asia Tenggara, fasilitas pinjaman siaga diberikan Bank Dunia kepada Filipina untuk mengantisipasi risiko terjadinya bencana alam.Seperti dikutip dari siaran pers Kementerian Keuangan, Indonesia telah mengantongi pinjaman siaga senilai US$5 miliar. Fasilitas pembiayaan kontinjensi ini merupakan kontribusi dari mitra pembangunan multilateral dan bilateral.Jumlah tersebut berasal dari Bank Dunia US$2 miliar, Bank Pembangunan Asia (ADB) US$500 juta, pemerintah Australia US$1 miliar, dan pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation US$1,5 miliar.Pada 2009/2010 lalu, pemerintah juga mengantongi komitmen yang sama sebesar US$5,5 miliar atau lebih besar US$500 juta dibandingkan tahun ini. Adapun dana berasal dari Bank Dunia US$2 miliar, ADB US$1 miliar, JBIC US$1,5 miliar, dan Australia US$1 miliar. Namun, hanya pinjaman JBIC yang dimanfaatkan sebagai underlying penerbitan Samurai Bond di Jepang. (faa)
BANK DUNIA: Komitmen pinjaman siaga jadi sinyal baik bagi investor ke Indonesia
JAKARTA: Bank Dunia menilai komitmen pinjaman siaga yang telah dikantongi Indonesia dari berbagai mitra pembangunan senilai total US$5 miliar dapat meningkatkan kepercayaan investor di pasar finansial.Stefan Koeberle, Kepala Perwakilan Bank Dunia di
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Diena Lestari
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
20 menit yang lalu
Pakar Minta Pemerintah Perjelas Definisi Swasembada Pangan
24 menit yang lalu
Pertumbuhan Ekonomi RI 2025 Diramal Tak Tembus 5%
37 menit yang lalu