JAKARTA: Pemerintah mewaspadai terjadinya overheating akibat peningkatan impor di tengah melemahnya ekspor dan gelombang krisis Eropa yang belum mereda.Menteri Keuangan Agus D.W. Martowardojo mengatakan dampak krisis Eropa sudah mulai memperlambat laju perekonomian China dan India, untuk itu kebijakan fiskal dan moneter harus terus dijaga."Kita harus bisa mempersiapkan diri dengan memperbaiki iklim investasi di Indonesia dan menyakinkan investor domestik maupun asing melakukan reinvestasi atas hasil-hasilnya," ujarnya usai pelantikan pejabat Eselon II Kemenkeu, Jumat 25 Mei 2012.Selain itu, Menkeu juga menegaskan pentingnya mengendalikan kinerja ekspor-impor Indonesia. "Karena peningkatan impor yang besar akan membuat ekonomi menjadi panas."Untuk mengundang investasi, lanjut Agus, Indonesia perlu melakukan reformasi di bidang pembebasan lahan dan perizinan, meningkatkan koordinasi pusat-daerah, dan meningkatkan iklim tenaga kerja."Ini semua kita lakukan dan program MP3EI dan MP3KI terus mendapat perhatian pemerintah untuk bisa didorong supaya pertumbuhan investasi meningkat akan bisa terus terjaga ke depannya."Pada 2013, pemerintah menargetkan peningkatan kontribusi investasi terhadap pertumbuhan ekonomi yang dipatok 6,8%-7,2%.Dengan laju pembentukan modal tetap bruto (PMTB) diharapkan sebesar 11,9%-12,3%, meningkat dibandingkan target pertumbuhan investasi tahun ini yang diharapkan mencapai 10,5%-11%."Di 2013 ini kalau kita mengejar pertumbuhan ekonomi 6,8%-7,2% kontribusi pertumbuhan yang lebih besar dari investasi dibandingkan dari pengeluaran yang lain, ini untuk pertama kalinya," kata Menkeu. (ra)
BACA JUGA:
FORMULA 1—Latihan 1 & 2 Belum Kuak Kekuatan Pebalap
Terkoreksi Lagi, IHSG Turun Di Bawah 3.900
Buyback Antam Turun Rp500/Gram, Harga Jual Stagnan Rp491.300—Rp530.500
Iran Mbulet Soal Nuklir, Minyak Kembali Ke Atas US$90
Kinerja Emiten Membaik, Stoxx Europe 600 Rebound
READ ALSO:
Indonesia Stocks Slump 92.23 Points In Midday Break Session
PERTAMINA EP’s Output Reaches 130,000 Barrel
MARKET MOVING: Indonesian Export Continues To Weaken