JAKARTA: Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor migas akan semakin terukur bila target lifting gas dimasukkan dalam variabel asumsi makro APBN 2013.Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan rencana penambahan lifting gas sebagai variabel asumsi makro dalam APBN 2013 dimaksudkan untuk memperjelas tolak ukur penerimaan negara dari sektor energi."Penerimaan jadi jelas tolak ukurnya. liftingnya gasnya naik, ya penerimaan harusnya naik. Jadi kita justru memperbaiki PNBP," ujarnya, Rabu, 16 Mei 2012.Menurut Bambang, usulan untuk memasukan target lifting gas sebagai asumsi makro APBN merupakan hal baru. Karena selama ini, hanya target lifting minyak yang masuk dalam asumsi makro APBN.Selain PNBP yang semakin terukur, kata Bambang, penambahan lifting gas dalam asumsi makro juga akan menunjukkan potensi energi Indonesia. "Artinya bahwa lifting minyak kita memang menurun, tetapi gas itu banyak."Bambang menuturkan, sasaran lifting gas 2013 sebesar 1.290-1.360 ribu barel setara minyak per hari berpatokan pada estimasi Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas)."Itungan itu berdasarkan acuan produksi sekarang, dalam range itu. Nanti korelasinya bisa dilihat dengan penerimaan PNBP migas," ujar Bambang.Berdasarkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPK) 2013, perkembangan produksi gas bumi Indonesia mengalami kecenderungan yang relatif stabil. Pada 2009, realisasinya mencapai 1.418 ribu barel setara minyak per hari (mboepd).Realisasi lifting gas mengalami peningkatan pada 2010 menjadi 1.577 mboepd, namun turun menjadi 1.461 mboepd pada 2011. Adapun proyeksi lifting gas pada tahun ini mencapai 1.348 mboepd. (ra)
BACA JUGA:
HARGA EMAS Naik 1,93 Sen Dolar/Gram
EDITORIAL BISNIS: Kasus Korupsi Jangan Tertutup Karena Musibah Sukhoi
GAGALNYA LADY GAGA: Sold Out Dulu Baru Izin…?
BLACK BOX SUKHOI: Ini Rute Perjalanan Panjang Kotak Hitam Setelah Ditemukan
FINAL LIGA CHAMPIONS: Ujian Terberat DI MATTEO