Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LABUAN Belum Bisa jadi Pelabuhan Perikanan Nusantara

SERANG, Banten: Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo menolak usulan kenaikan status pelabuhan perikanan pantai (PPP) Labuan menjadi pelabuhan perikanan nusantara (PPN).Menurutnya, produksi ikan di Labuan belum memenuhi produksi yang ditetapkan

SERANG, Banten: Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo menolak usulan kenaikan status pelabuhan perikanan pantai (PPP) Labuan menjadi pelabuhan perikanan nusantara (PPN).Menurutnya, produksi ikan di Labuan belum memenuhi produksi yang ditetapkan suatu pelabuhan untuk menyandang status PPN. Produksi ikan agar menjadi PPN minimal 50 ton per hari, sedangkan PPP Labuan yang berada di Kecamatan Labuan, Kabuapten Pandeglang, itu baru 10 ton per hari.“Belum bisa ini jadi PPN. Mereka harus tingkatkan produksinya supaya memenuhi syarat PPN. Sekarang baru 10 ton per hari, tidak cukup itu,” kata Sharif kepada Bisnis saat mengunjungi PPP Labuan Sabtu, 11 Februari 2012.Dia minta PPP Labuan meningkatkan produksi ikan tangkap bila ingin berubah status jadi PPN dan dikelola langsung pemerintah pusat.Kepada Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Sharif minta dikirimi laporan produksi perikanan tangkapdi PPP Labuan setiap bulan.Jika produksi sudah 50 ton per hari, pemerintah provinsi dapat mengajukan proposal pengajuan status PPN ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.“Mengapa tiga menteri sebelum saya tidak membereskan pelabuhan ini? Apa potensi di sini sehingga bisa dijadikan PPN atau PPS [Pelabuhan Perikanan Samudera]? Kalau produksi meningkat, usaha pengolahan di sini bisa memperoleh jaminan pasokan,” tutur Sharif.Rencananya, KKP akan menerbitkan peraturan menteri yang memprioritaskan hasil produksi perikanan tangkap.Di dalam peraturan menteri itu salah satunya mengatur penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bagi nelayan.“Misalnya nelayan dapat 2 kg ikan diberi subsidi 1 liter BBM. Kalau nelayan tidak bawa 2 kg ikan, dia tidak dapat subsidi itu,” ujar Sharif.Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten, Suyitno, mengatakan produksi perikanan yang hanya 10 ton per hari itu disebabkan kurangnya armada penangkapan ikan.Data armada di PPP Labuan pada 2010 menunjukkan kapal motor ukuran 5-10GT berjumlah 227, kapal motor 0-6GT sebanyak 96, dan kapal motor 10-30GT hanya 13.“Mayoritas di bawah 10GT. Sedangkan kapal motor lebih dari 30GT tidak ada di sini. Di pelabuhan ini produksi terbesar berasal dari andon yang datang dari pantura,” kata Suyitno.Nelayan andon adalah nelayan yang kerap berpindah dari satu wilayah laut ke wilayah lain dan menetap di satu wilayah hanya sepekan hingga sebulan.Selain kapal motor yang muatannya tidak lebih dari 30 GT dan kedatangan nelayan andon, menurut Suyitno, hasil tangkapan juga dipengaruhi cuaca.Buruknya cuaca sangat mempengaruhi tangkapan nelayan dan kuantitas kepergian nelayan melaut. Dalam satu tahun, nelayan di Labuan efektif melaut tujuh hingga delapan bulan.“Kalau cuaca memang sudah dari alam. Kami lebih butuh tambahan kapal yang muatannya di atas 30GT. Kabarnya di tahun ini kami akan mendapat 10 kapal 30GT,” ujar Suyitno. (Bsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erly Rusiawati

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper