Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jepang mulai menjaring calon pelajar Indonesia

JAKARTA: Tujuh bulan pascatsunami dan bencana ledakan nuklir Fukushima, puluhan institusi pendidikan di Jepang mulai menggeliat kembali menjaring mahasiswa dan pelajar dari Indonesia.Setidaknya ada 20 orang dari perwakilan 17 perguruan tinggi dan sekolah

JAKARTA: Tujuh bulan pascatsunami dan bencana ledakan nuklir Fukushima, puluhan institusi pendidikan di Jepang mulai menggeliat kembali menjaring mahasiswa dan pelajar dari Indonesia.Setidaknya ada 20 orang dari perwakilan 17 perguruan tinggi dan sekolah bahasa Jepang di Negeri Matahari Terbit tersebut, akan datang ke Indonesia dan bersaksi bahwa negerinya sudah aman dan kondusif. Terutama di bidang pendidikan.Mereka akan bicara dalam seminar dan talkshow yang diadakan pada pameran pendidikan Jepang (Japan Education Fair di Indonesia/JEFI), yang berlangsung selama satu hari penuh di Hotel Nikko Jakarta, Minggu, 16 Oktober.Pameran pendidikan Jepang yang ketujuh ini, diselenggaralan oleh Kedutaan Jepang bekerja sama dengan Pandan College, lembaga bahasa Jepang yang berpusat di Jepang, dan membuka perwakilan di Bali dan Jakarta.Richard Y. Susilo, Direktur Pandan College, menuturkan JEFI ke-7 ini kembali diadakan mengingat masih tingginya minat pelajar Indonesia yang ingin menimba ilmu sekolah dan perguruan tinggi di Jepang."Saat ini terdapat sekitar 2.000 pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di Jepang, dari sekitar 200.000 warga Indonesia yang tinggal dan bekerja di sana," kata Richard hari ini di Jakarta.Menurut dia, minat pelajar Indonesia belajar bahasa Jepang masih tinggi pasca ledakan nuklir Fukushima yang terjadi 11 Maret 2011 lalu. "Memang secara fisik terjadi pengurangan kunjungan ke Jepang dari Indonesia. Namun untuk pendidikan tetap menjadi perhatian," ujar laki-laki kelahiran Jakarta yang sudah menetap lebih dari 20 tahun di Jepang.Untuk lebih meyakinkan pelajar Indonesia yang ingin belajar di Jepang, katanya, pihaknya sengaja mengajak para kepala sekolah dan guru dari Jepang untuk berbicara langsung kepada tamu yang datang dalam JEFI nanti."Radioaktif di Jepang sudah tidak ada lagi. Tidak ada pengaruh yang berarti bagi kehidupan manusia. Karena radioaktif yang ada masih dalam ambang batas yang wajar, yaitu 1 microsifert satuan nuklir. Jadi orang tidak perlu takut berkunjung atau sekolah ke sana," jelas Ricahard.Dalam acara talkshow, lanjutnya, juga dihadirkan pembicara dari Universitas Padjadjaran Bandung. Selain itu di sela-sela pemeran pendidikan diadakan juga pemberikan origami raksasa berukuran 2x3 meter, persembahan komunitas pecinta Jepang di Indonesia, dalam rangka memperingati tujuh bulan pasca tsunami."Menurut rencana yang akan merima origami itu adalah Duta Besar Jepang untuk Indonesia," ungkap Richard.Dia menargetkan pada pameran tersebut tamu yang hadir ribuan orang dari berbagai kalangan, terutama pelajar dan mahasiswa. "Dengan adanya kegiatan ini diharapkan akan banyak lagi masyarakat Indonesia yang menguasai bahasa Jepang. Dan bisa mengisi lowongan kerja yang cukup banyak di perusahaan Jepang," tambahnya.Menurut data The Japan Foundation, katanya, saat ini ada sekitar 300.000 orang Indonesia yang sudah bisa berbahasa Jepang. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Adhitya Noviardi
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper