BI/dotcom
4/2/2011
Oleh Achmad Aris (aca)
Bisnis Indonesia
JAKARTA:Komisi XI DPR menilai pencapaian laju pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 6,1% belum merupakan suatu pencapaian yang baik dan berkualitas mengingat kontributor terbesarnya masih dari sektor transportasi dan telekomunikasi.
"Jadi menurut saya masih salah policy. Harusnya pertanian yang lebih besar karena dia menyerap tenaga kerja besar," kata Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis di Jakarta hari ini.
Di sisi lain, laju inflasi yang cukup tinggi yakni 6,96% pada 2010 juga menunjukkan bahwa tingginya laju pertumbuhan ekonomi belum tentu diikuti pemerataan net income ke seluruh lapirasn masyarakat. "Kalau net income positif itu hanya tersebar ke beberapa daerah, atau sektor tertentu, artinya yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin," jelasnya.
Menurutnya, pemerintah selama ini memang cenderung lebih mengedepankan indikator makro ekonomi dalam pencapaian pembangunan ekonomi ketimbang indikator tingkat kesejahteraan rakyat. "Makanya kita sempat berdebat dengan Menkeu pada saat pembahasan APBN 2011 karena menolak memasukkan indiktor kemiskinan dalam APBN. Padahal indikator kesejahteraan ini mutlak dipakai untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi," terangnya.
Kendati demikian, dia mengkui pencapaian laju pertumbuhan tahun lalu yang melampaui target APBNP 2010 sebesar 5,8%, akan mempermudah pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini yang ditargetkan sebesar 6,4%.
"Jadi kalau target 2010 5,8% dan sekarang 6,1% walaupun dengan mengorbankan inflasi lebih tinggi maka ini akan mempermudah pemerintah untuk mencapai target 2011. Dan tantangan terbesar yang belum terjawab adalah inflasi," tambahnya.