Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI/dotcom

2/2/2011

Oleh Achmad Aris (aca)

Bisnis Indonesia

JAKARTA: Kementerian PPN/ Bappenas meyakini laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan tetap tumbuh tinggi seperti yang ditargetkan dalam APBN 2011 yaitu 6,4%.

Direktur Bidang Makro Kementerian PPN/ Bappenas Bambang Prijambodo menerangkan tekanan harga komoditas global yang cenderung tinggi pada tahun ini tidak akan begitu memengaruhi perekonomian dalam negeri.

"Meski ada presure harga global tapi kita tetap bisa menjaga momentum pertumbuhan," katanya di Jakarta hari ini.

Secara eksternal, lanjutnya, Indonesia kini telah menjadi bagian dari dinamika pertumbuhan ekonomi Asia. "Jadi kalau Asia bergerak, kita akan jadi bagian dari itu," jelasnya.

Di sisi internal, terang Bambang, pemerintah juga secara konsisten terus memperkuat pertumbuhan ekonomi dengan berbagai macam kebijakan seperti peningkatan alokasi belanja modal dan peningkatan peran swasta dalam pembangunan. "Intinya dari berbagai faktor yang mendukung ekonomi kita tahun ini, itu lebih akan lebih baik dari 2010 selama stabilitas bisa dijaga dengan baik," ujarnya.

Saat bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono siang ini, Managing Director IMF Dominique Strauss-Kahn memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan tetap tinggi dan bertengger di level 6%, meski terjadi pergerakan harga pangan dan energi di tingkat dunia saat ini.

Menurutnya, gejolak yang terjadi di Mesir yang memengaruhi perekonomian dunia, juga diyakini akan bersifat sementara dan tidak akan menimbulkan konsekuensi yang berkepanjangan. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tetap tinggi [tahun ini akan berada di angka 6%], kata Staruss-Kahn kepada pers seusai bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, hari ini.

Dalam pertemuan tersebut Presiden didampingi oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution.

IMF juga meyakini krisis pangan dan energi yang disertai dengan melambungnya harga komoditas tersebut tidak terkait dengan memanasnya situasi politik di Mesir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Mursito

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper