Dirut PNM Parman Nataatmadja mengatakan untuk meningkatkan kapasitas pelaku usaha mikro pihaknya mengembangkan program pelatihan dan pendampingan dengan pola OVOP yang tengah diseleksi sebanyak 18 desa di sejumlah kabupaten dan kota.
Tahun ini, ditargetkan tiga desa dulu yang akan dikembangkan menjadi OVOP, dan masih dalam tahap seleksi dari 18 desa itu akan dilihat daerah mana yang memiliki potensi bisnis dan SDM paling baik untuk diberikan pelatihan dan pendampingan, jelasnya kepada Bisnis pekan lalu.
Parman menuturkan untuk penyeleksian ditargetkan akan bisa diselesaikan selama triwulan pertama 2011 sehingga program pelatihan dan pendampingan bagi desa potensial bisa dimulai pada April yang akan berlangsung selama 6 bulan.
Program OVOP perlu dikembangkan untuk menambah kapasitas pelaku usaha mikro di daerah dengan menggenjot peningkatan kualitas produk unggulan yang bisa diproduksi oleh suatu desa.
Program pendampingan dengan pola OPOV itu sudah dilaporkan dalam rencana kerja 2011 dengan target untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing usaha mikro di daerah agar bisnisnya bsia berkembang dan pada akhirnya bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Dia menambahkan program pelatihan dan pendampingan selama 6 bulan itu akan dilakukan secara menyeluruh mulai dari pendidikan kewirausahaan, proses produksi, manajemen keuangan, pegemasan produk, inovasi dan pemasarannya agar OVOP itu bisa menjadi permodelan termasuk pendampingan dan pengawasan.
Untuk itu, pengembangan program bagi usaha mikro sebaiknya tidak selalu diberikan dalam bentuk bantuan langsung atau subsidi karena program peningkatan kapasitas lebih diperlukan bagi pelaku usaha mikro untuk mendukung kegiatan bisnisnya agar bisa berkembang secara berkelanjutan.
Jadi PNM berprinsip untuk mengembangkan usaha mikro itu bukan hanya pemberian fasilitas pembiayaan, tapi harus dibarengi dengan pendampingan usaha agar bisnisnya bisa berkembang dan meningkatkan kapasitas. Implikasinya juga akan baik di mana tingkat gagal bayar sangat kecil. (ra)