Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mengatakan penerapan gugus kendali mutu bagi IKM merupakan program kerja utama yang akan digenjot pada tahun ini terutama untuk meningkatkan daya saing produk dan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha.
Untuk itu, jumlah IKM yang menerapkan standar kualitas produk yang memenuhi standar internasional diharapkan dapat tumbuh minimal 10% dari tahun lalu sekitar 3.200 IKM yang telah menerapkan standar mutu tersebut.
Penerapan kendali mutu pada tahun ini akan dilakukan dengan lebih intensif melalui pendampingan langsung oleh tenaga pendampingan lapangan yang disebar ke 33 provinsi sehingga tidak hanya berupa kegiatan rutin konvensi dan lomba saja, jelasnya kepada Bisnis hari ini.
Euis menyampaikan penerapan kendali mutu dalam IKM diharapkan menjadi sebuah budaya bagi pelaku usaha dalam menjalankan proses produksi dan kegiatan bisnisnya agar peningkatan daya saing bisa berjalan semakin baik.
Untuk itu, pihaknya telah membentuk tim dengan memilih 477 tenaga yang memiliki kompetensi dalam pengembangan IKM untuk melakukan pendampingan di lapangan termasuk unit pendampingan lapangan di setiap daerah.
Mulai Januari, seluruh tenaga pendampingan lapangan itu telah diminta untuk mulai berkerja untuk melakukan observasi terhadap pelaku IKM di setiap daerah dan menjadi fasilitator guna mewadahi berbagai persoalan dan hambatan dalam penerapan standar kendali mutu.
Kualitas dan mutu IKM harus mengikuti standar internasional yang mengacu konsep yang diterapkan Jepang dan model penerapannya sudah lebih disederhanakan bagi IKM di Indonesia.
Euis menambahkan saat ini terdapat lebih dari 3 juta IKM di Indonesia dan baru sekitar 3.200 pelaku usaha yang telah memenuhi standar kualitas tersebut. Sedangkan populasi persebarannya mayoritas terkonsentrasi di Jawa mencapai 70% dan sisanya 30% di luar Jawa.
Menurut dia, target pengembangan IKM ke depan harus bisa mengembangkan populasi pelaku usaha di luar Jawa agar perbandingan jumlah pelaku usaha bisa lebih seimbang pada porsi ideal sekitar 60% di Jawa dan 40% di luar Jawa. (ra)