Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ancaman Tarif Trump saat Pemimpin BRICS Kumpul di Brasil

Trump mengancam tarif tambahan 10% terhadap BRICS. Negara-negara anggota seperti Brasil hingga Afrika Selatan langsung memberikan respons keras.
Lorenzo Anugrah Mahardhika,Annasa Rizki Kamalina
Selasa, 8 Juli 2025 | 08:35
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM China Li Qiang, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi berpose untuk foto selama KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, 6 Juli 2025./Reuters
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM China Li Qiang, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden RI Prabowo Subianto, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed Ali, Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Khaled bin Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi berpose untuk foto selama KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, 6 Juli 2025./Reuters

Dampak ke RI

Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia angkat bicara terkait ancaman tarif tambahan yang dilayangkan Trump untuk negara-negara BRICS, termasuk Indonesia.

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai ancaman terbaru Trump menempatkan Indonesia dalam posisi yang sangat strategis sekaligus rentan. Apalagi, Indonesia baru resmi menjadi anggota BRICS sejak 1 Januari 2025. 

Di sisi lain, Indonesia tengah berada di tahap akhir negosiasi dagang dengan AS, terutama terkait potensi penurunan tarif dari 32%. Dalam negosiasi tersebut, Indonesia telah menyatakan kesediaan memberikan konsesi besar, termasuk impor tambahan dari AS serta investasi senilai US$34 miliar.

Dalam merespons ancaman ini, Yusuf menilai Indonesia perlu melakukan diplomasi bilateral yang aktif dengan AS sekaligus memperkuat posisinya dalam BRICS

Dia menjelaskan, dari sisi hubungan bilateral, Indonesia harus segera memperjelas kepada pemerintahan Trump bahwa keanggotaan RI di BRICS bukan merupakan bentuk konfrontasi terhadap AS, melainkan bagian dari strategi diversifikasi ekonomi dan geopolitik. 

"Kita bisa menekankan bahwa komitmen investasi dan peningkatan impor dari AS adalah bukti bahwa Indonesia tetap menganggap AS sebagai mitra strategis utama, dan bahwa kita bersedia membangun hubungan saling menguntungkan tanpa harus terjebak dalam polarisasi geopolitik," jelasnya saat dihubungi pada Senin (7/7/2025).

Adapun, jika tarif tambahan 10% benar-benar diberlakukan, Yusuf menilai dampak terhadap Indonesia akan cukup signifikan. Hal ini terutama bagi sektor manufaktur ekspor dan industri padat karya seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik ringan, yang sangat bergantung pada pasar AS. 

Yusuf menuturkan, pengenaan tarif tambahan itu akan menurunkan daya saing produk Indonesia di pasar Amerika, memperlemah arus devisa ekspor, serta menekan neraca perdagangan kita.

Oleh karena itu, sambil tetap bernegosiasi, Indonesia juga harus menyiapkan langkah mitigasi secara paralel. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendiversifikasi pasar ekspor ke negara-negara BRICS dan mitra nontradisional lainnya, mempercepat implementasi perjanjian perdagangan bebas yang sedang berjalan, serta memberikan insentif fiskal dan nonfiskal bagi eksportir terdampak. 

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper