Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Lobi Dagang RI, Jepang Cs dengan AS jelang Deadline 9 Juli 2025

Berikut rangkuman perkembangan terakhir proses negosiasi dagang sejumlah negara dengan AS menjelang deadline 9 Juli 2025.
Lorenzo Anugrah Mahardhika,Surya Dua Artha Simanjuntak
Sabtu, 5 Juli 2025 | 11:00
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic

Korea Selatan

Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung mengakui pembicaraan dagang antara Seoul dan Washington masih belum menunjukkan tanda-tanda akan membuahkan kesepakatan.

Hal tersebut dia ungkapkan menjelang tenggat pada 9 Juli 2025 yang akan mengesahkan pemberlakuan tarif tinggi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dalam konferensi pers pertamanya sejak dilantik bulan lalu, Kamis (3/7/2025), Lee menyatakan pihaknya telah berupaya semaksimal mungkin.

"Namun, masing-masing pihak masih belum sepenuhnya memahami apa yang diinginkan pihak lain,” tambahnya dikutip dari Bloomberg, seraya mengakui proses negosiasi sejauh ini tidak berjalan mudah.

Korea Selatan, sebagai sekutu utama AS dan eksportir besar mobil, semikonduktor, serta baterai, kini berada dalam tekanan akibat kampanye tarif Trump.

Dengan ekspor yang setara lebih dari 40% PDB nasional, perekonomian Negeri Ginseng sangat rentan terhadap dampak tarif AS dan gejolak perdagangan global.

Lee juga menyampaikan komitmennya untuk melanjutkan dialog dengan Korea Utara serta memperbaiki hubungan dengan China dan Rusia.

Pejabat Seoul sendiri telah mengakui peluang tercapainya kesepakatan sebelum tarif baru mulai berlaku pada 9 Juli sangat kecil. Tanpa kesepakatan atau perpanjangan tenggat, tarif timbal balik terhadap ekspor ke AS akan melonjak dari 10% menjadi 25%.

Vietnam

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dagang dengan Vietnam, menyusul serangkaian diplomasi intensif dalam beberapa pekan terakhir.

Pengumuman tersebut datang menjelang tenggat waktu 9 Juli, di mana tarif impor dari Vietnam ke AS dijadwalkan mengalami kenaikan signifikan.

Melalui unggahan di media sosial pada Rabu (2/7/2025), Trump menyatakan tarif sebesar 20% akan dikenakan terhadap ekspor Vietnam ke AS. Sementara itu, tarif sebesar 40% akan diberlakukan untuk barang-barang yang dianggap sebagai hasil transshipment—yakni produk yang berasal dari negara ketiga, seperti China, yang hanya melalui proses perakitan ringan di Vietnam sebelum diekspor ke AS.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, Vietnam sepakat untuk menghapus seluruh tarif terhadap produk-produk impor dari AS.

“Dengan kata lain, mereka akan ‘membuka pasar mereka untuk AS, artinya, kita dapat menjual produk ke Vietnam dengan tarif nol,” tulis Trump dikutip dari Bloomberg, Kamis (3/7/2025).

Trump mengklaim kesepakatan ini tercapai setelah melakukan pembicaraan langsung dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam.

Kementerian Luar Negeri Vietnam dalam pernyataan resminya menyampaikan bahwa dalam percakapan kedua pemimpin tersebut, Trump menyatakan komitmen untuk terus bekerja sama menyelesaikan isu-isu yang menghambat hubungan dagang bilateral. To Lam juga meminta agar AS mengakui Vietnam sebagai ekonomi pasar dan mencabut pembatasan ekspor untuk produk teknologi tinggi tertentu.

Meskipun Trump telah mengungkap garis besar kesepakatan ini, Gedung Putih belum merilis dokumen resmi atau pengumuman presiden yang mengesahkan perjanjian tersebut. Sebagian detail perjanjian diperkirakan masih dalam tahap finalisasi. Sebagai perbandingan, kesepakatan dagang AS-Inggris yang diumumkan pada awal Mei lalu baru ditandatangani secara resmi pada pertengahan Juni.

Kesepakatan dengan Vietnam ini menjadi yang ketiga diumumkan oleh Trump, setelah kesepakatan dengan Inggris dan China.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper