Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa mengancam akan mengambil langkah balasan terhadap rencana Presiden AS Donald Trump yang menggandakan tarif impor baja dan aluminium.
Pernyataan tersebut dinilai berpotensi memperburuk tensi perdagangan global antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.
Dikutip dari Reuters pada Senin (2/6/2025), Komisi Eropa menyatakan penyesalan mendalam atas kebijakan tarif baru AS, dan menegaskan bahwa langkah tersebut merusak proses negosiasi yang masih berlangsung.
"Keputusan ini menambah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatkan beban biaya bagi konsumen serta pelaku usaha di kedua sisi Atlantik," ujar juru bicara Komisi Eropa.
Uni Eropa disebut telah menunda balasan tarif demi memberi ruang bagi diplomasi, namun kini tengah memfinalisasi skema pembalasan yang lebih luas. Jika tak tercapai titik temu, langkah-langkah pembalasan akan otomatis berlaku pada 14 Juli—atau lebih cepat jika diperlukan.
Langkah Trump diumumkan saat ia berada di Pittsburgh, dalam kunjungannya ke pabrik hasil akuisisi Nippon Steel terhadap U.S. Steel senilai US$14,9 miliar. Ia menyebut bahwa kebijakan tarif akan mendukung keberlangsungan industri baja domestik dan melindungi tenaga kerja AS.
Baca Juga
Trump juga mengumumkan bahwa tarif serupa akan diterapkan pada produk aluminium, berlaku mulai Rabu (4/6/2025). Kenaikan ini langsung memicu gelombang kritik dari mitra dagang global.
Kamar Dagang Kanada menyebut kebijakan tarif ini sebagai pukulan terhadap integrasi ekonomi kawasan.
“Memutus rantai pasok baja dan aluminium yang selama ini efisien dan kompetitif akan berdampak buruk bagi kedua negara,” kata Presiden Kamar Dagang Kanada, Candace Laing.
Di sisi lain, serikat pekerja United Steelworkers Kanada menyebut langkah ini sebagai serangan langsung terhadap industri nasional mereka. Australia turut mengecam melalui Menteri Perdagangan Don Farrell yang menyebut tarif tersebut “tak bisa dibenarkan dan bukan sikap seorang sekutu.”
Dengan total 26,2 juta ton baja impor sepanjang 2024, AS merupakan pengimpor baja terbesar dunia (tidak termasuk UE), menurut data Departemen Perdagangan. Kenaikan tarif ini diperkirakan akan mendorong lonjakan harga di pasar global.
Sejak kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, Trump menjadikan tarif baja dan aluminium sebagai salah satu kebijakan proteksionis andalan. Sebelumnya, ia sempat mengancam mengenakan tarif 50% untuk baja asal Kanada, namun kemudian menarik ancaman tersebut.