Bisnis.com, JAKARTA – Uni Eropa (UE) mengajukan proposal perdagangan yang telah direvisi kepada Amerika Serikat sebagai upaya strategis untuk menghidupkan kembali momentum dialog transatlantik.
Hal ini dilakukan di tengah meningkatnya skeptisisme terhadap potensi tercapainya kesepakatan di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Melansir Bloomberg, Kamis (22/5/2025), dokumen yang dikirimkan ke Washington awal pekan ini mencerminkan itikad kompromi dari Brussels. Di dalamnya tercantum usulan pengurangan tarif secara bertahap hingga nol persen bagi produk pertanian yang tidak sensitif serta barang industri.
Proposal ini juga menekankan penghormatan terhadap nilai-nilai bersama seperti perlindungan hak buruh, standar lingkungan, serta keamanan ekonomi.
UE juga mendorong pembentukan kemitraan strategis dalam sektor energi, kecerdasan buatan (AI), dan konektivitas digital. Area lainnya mencakup pengakuan standar pertanian, kesepakatan pengadaan publik, aturan asal barang, serta landasan perdagangan digital yang lebih adil.
Langkah ini menyusul respons UE terhadap dokumen negosiasi yang sebelumnya disodorkan oleh Washington. Seorang pejabat Uni Eropa menggambarkan dokumen AS tersebut sebagai “daftar keinginan” dengan tuntutan sepihak yang tidak realistis, tidak dapat dinegosiasikan, dan mengancam otonomi regulasi serta sistem perpajakan Eropa.
Baca Juga
AS selama ini mengkritik keras kebijakan digital UE, termasuk penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang mereka nilai sebagai hambatan dagang. Namun, UE bersikukuh bahwa PPN diterapkan secara setara terhadap semua produk, baik dari dalam maupun luar Eropa.
Meski Komisi Eropa menolak memberikan komentar resmi, sumber internal mengungkapkan bahwa pembahasan akan terus berlangsung dengan rencana pertemuan tingkat politik dijadwalkan awal bulan depan. Negosiasi formal sendiri masih memerlukan mandat dari negara-negara anggota.
Di balik dorongan untuk mencapai kesepakatan yang seimbang dan saling menguntungkan, UE tetap bersiap dengan skenario alternatif jika pembicaraan menemui jalan buntu.
Balasan Uni Eropa
Blok yang beranggotakan 27 negara itu telah menyusun rencana untuk mengenakan tarif tambahan terhadap ekspor AS senilai 95 miliar euro (US$108 miliar) sebagai respons terhadap pungutan timbal balik Trump dan tarif 25% untuk mobil dan beberapa suku cadang.
Sebagai bentuk penahanan eskalasi, awal bulan ini UE menyetujui penundaan selama 90 hari terhadap serangkaian tarif balasan sebagai respons atas kebijakan tarif 25% untuk baja dan aluminium. Penundaan ini menyusul langkah Trump yang menurunkan tarif balasan atas produk UE dari 20% menjadi 10%.
Namun, Trump tetap mengancam akan memperluas tarif terhadap impor semikonduktor, farmasi, film, dan suku cadang pesawat. Beberapa negara anggota mendesak Brussels agar tidak ragu melakukan pembalasan jika langkah-langkah itu tetap dijalankan saat negosiasi berlangsung.
Meski kesepakatan terbaru AS dengan Inggris dan China menunjukkan bahwa kecenderungan Trump untuk meningkatkan ketegangan memiliki batas, pejabat UE melihat pola tersebut belum tentu berlaku untuk hubungan dagang lintas Atlantik.
Dua kesepakatan tersebut justru menegaskan bahwa tarif dasar dan kebijakan sektoral akan terus menjadi bagian dari pendekatan dagang Washington.