Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Turun Jadi 5,5%, Ritel Minta Bank Turunkan Suku Bunga Kredit

Pengusaha ritel meminta agar perbankan segera menurunkan suku bunga kredit pinjaman usai Bank Indonesia (BI) memangkas BI Rate menjadi 5,5%.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) meminta agar perbankan segera menurunkan suku bunga kredit pinjaman, seiring dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang memangkas suku bunga acuan alias BI Rate menjadi 5,5%. 

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah menilai keputusan bank sentral memangkas BI rate menjadi 5,5% merupakan langkah yang tepat di tengah adanya efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah.

Kendati demikian, Hippindo berharap agar perbankan segera menurunkan suku bunga kredit pinjaman bagi pelaku usaha, terutama di sektor ritel. Dengan begitu, diharapkan roda ekonomi dapat berputar.

“Dengan situasi dana segar yang kurang [karena] adanya efisiensi, penurunan suku bunga [BI rate] sangat penting. Dan kami harapkan bukan suku bunga simpanan [yang turun], tetapi suku bunga pinjaman [juga] harus segera turun sehingga pinjaman bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Pinjaman yang diperlukan,” kata Budihardjo kepada Bisnis, Rabu (21/5/2025).

Diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Mei 2025, BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI rate sebesar 25 bps menjadi 5,50%.

Bank sentral juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 4,75% dan suku bunga Lending Facility tetap 6,25%.

Adapun, keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang rendah dan terkendali dalam sasaran 2,5±1%. Serta, sebagai upaya mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ke depan, bank sentral akan terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga inflasi dalam sasarannya dan stabilitas nilai tukar rupiah yang sesuai fundamental, dengan tetap mencermati ruang untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dinamika yang terjadi pada perekonomian global dan domestik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper