Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Selasa (13/5/2025) untuk hari kedua berturut-turut setelah angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan menambah optimisme investor sejak Senin ketika AS dan China mengumumkan gencatan senjata perdagangan.
Melansir Reuters pada Rabu (14/5/2025), indeks S&P 500 naik 41,04 poin, atau 0,70%, hingga ditutup pada 5.884,92 poin, sementara Nasdaq Composite naik 299,50 poin, atau 1,60%, hingga ditutup pada 19.007,84. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average ditutup turun 278,06 poin, atau 0,66% pada 42.132,04.
Sementara itu, data Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) inti — yang mengecualikan komponen pangan dan energi — naik 0,2% secara month to month (MtM), sama dengan bulan sebelumnya.
Secara tahunan, inflasi inti tetap di angka 2,8% year on year YoY, sama dengan laju bulan Maret.
Adapun secara keseluruhan, inflasi AS April 2025 mencapai 0,2% MtM dan 2,3% dibandingkan April 2024, di bawah proyeksi pasar. Laju inflasi ini lebih rendah dari bulan Maret 2025 yang mencapai 0,3% MtM dan 2,4% YoY.
Kepala strategi pasar BMO Private Wealth Carol Schleif mengatakan keberlanjutan laju Wall Street ditopang oleh data inflasi AS yang tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Baca Juga
”Jeda tarif selama 90 hari terjadi tepat waktu bagi pengecer untuk mengimpor barang guna membangun stok untuk belanja liburan akhir tahun dan kembali ke sekolah,” lanjutnya.
Kenaikan harga pada hari Senin menyusul kesepakatan Washington dan Beijing untuk mengurangi tarif timbal balik yang ketat, yang menandakan upaya bersama untuk mencegah kemerosotan ekonomi global.
AS akan menurunkan sementara tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China menjadi 30% dari 145% selama tiga bulan, sementara bea masuk China pada impor AS akan turun menjadi 10% dari 125% dalam periode yang sama.
Setelah gencatan senjata tarif, banyak pialang menurunkan kemungkinan terjadinya resesi di AS.
Jeda 90 hari yang diumumkan pada tanggal 9 April untuk negara-negara selain Tiongkok, bersama dengan laporan pendapatan yang solid dan perjanjian perdagangan AS-Inggris yang terbatas minggu lalu, membantu S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi mendapatkan kembali posisi yang hilang.
Namun, para pedagang cenderung bertaruh bahwa Federal Reserve AS akan menunda penurunan suku bunga hingga September, sementara masih mengantisipasi dua pemotongan 25 basis poin pada akhir tahun.
Setelah pembacaan inflasi hari Selasa dan detente perdagangan AS-China, R. Burns McKinney, manajer portofolio di NFJ Investment Group di Dallas, mengatakan, "Itu memberi Fed kemampuan untuk fokus pada sisi tenaga kerja dari mandat ganda ini dalam pertemuan mendatang."
Sejumlah pejabat Fed dijadwalkan untuk berbicara minggu ini, termasuk Ketua Jerome Powell pada hari Kamis.