Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan perkembangan signifikan dalam percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes).
Usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto, Zulkifli menjelaskan bahwa hampir 10.000 Kopdes telah terbentuk dan dirancang sebagai ujung tombak ekonomi di tingkat desa dan kelurahan.
“Sehingga sudah terbentuk sampai tadi [Kamis] sore 9.835 Kopdes. Sampai tadi sore, karena tiap hari berkembang terus,” katanya dalam konferensi pers di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (8/5/2025).
Lebih lanjut, dia menambahkan, percepatan pembentukan koperasi ini mengacu pada arahan dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 9/2025 soal Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.
Menurut Zulkifli, koordinasi lintas kementerian dan kunjungan lapangan telah dilakukan intensif.
“Kami sudah sepuluh kali rakor, tujuh di Menko Pangan, tiga di lapangan. Selain kementerian juga jalan masing-masing,” ungkapnya.
Baca Juga
Zulkifli menjelaskan tujuan utama pembentukan koperasi ini yakni untuk memotong rantai pasok yang panjang. Sehingga, peran badan ini bisa menyalurkan sembako dari produsen langsung ke Kopdes.
Selain sembako, Kopdes juga akan menjadi saluran distribusi berbagai kebutuhan dasar lainnya.
“Nanti koperasi ini yang akan menyalurkan seperti pupuk, tabung gas, kemudian sembako, kemudian nanti bantuan-bantuan pemerintah semua sampai ke Kopdes. Kerja sama-sama pos, kemudian Kopdes yang menyalurkan kepada masyarakatnya,” paparnya.
Fungsi Kopdes tak berhenti di sana. Dia juga akan memiliki layanan keuangan dan simpan pinjam, bekerja sama dengan bank milik negara.
“Jadi ada ongkosnya, sekaligus juga menjadi BRI Link dan BNI. Bisa di situ ada simpan pinjam,” imbuhnya.
Di sisi lain, Zulhas mengatakan bahwa keberadaan Kopdes juga ditujukan untuk mengatasi persoalan klasik di pedesaan yakni ketergantungan pada rentenir dan tengkulak.
“Juga akan memotong selain rantai pasok, juga akan memotong rentenir-rentenir, pinjol, karena ada BRI di situ. Kemudian juga akan menghilangkan tengkulak-tengkulak. Jadi langsung dari pusat seperti pupuk koperasi-koperasi langsung kepada rakyat. Sehingga tengkulak-tengkulak akan habis,” tegasnya.
Meskipun saat ini sudah ada sekitar 130.000 koperasi di Indonesia, tetapi Zulkifli menilai banyak yang stagnan. Oleh karena itu, dia menegaskan ke depan akan ada pembentukan kopdes baru, selain menjadikan koperasi lama sebagai koperasi desa.
“Nanti terserah kepada MUSDESUS apakah yang lama atau bikin baru, terserah kepada mereka. Atau kerja sama silakan saja,” pungkas Zulhas.