Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan kendaraan ODOL (over dimension over load) merupakan penyebab kecelakaan kedua terbanyak setelah sepeda motor serta merugikan negara hingga Rp42 triliun per tahun.
Menko AHY mengatakan angkutan barang termasuk odol menempati posisi kedua penyebab kecelakaan yaitu sekitar 10,5%. Selain itu, ODOL juga merusak infrastruktur jalan tol maupun jalan utama yang menyebabkan biaya perawatan membengkak hingga Rp42 triliun.
“ODOL yang seringkali menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas mengakibatkan luka bahkan korban jiwa, juga kerusakan ekonomi material, dan yang sering tidak diliput adalah kerusakan ruas-ruas jalan, baik jalan tol, jalan-jalan utama lain, yang bahkan negara harus mengalokasikan kurang lebih Rp42 triliun per tahun untuk perbaikan jalan,” jelasnya di Kantor Kemenko IPK, Selasa (6/5/2025).
Berdasarkan data Bappenas, angkutan barang menyumbang 10,5% kecelakaan lalu lintas, tertinggi kedua setelah sepeda motor. AHY menegaskan kecelakaan akibat ODOL, yang kerap dipicu rem blong karena beban berlebih, tak bisa dianggap takdir semata karena kerap menelan korban dari pengguna jalan lain yang tidak bersalah.
Dia juga menyoroti dilema antara keselamatan publik dan efisiensi logistik, karena tanpa ODOL, biaya angkut barang bisa melonjak hingga dua kali lipat. AHY menegaskan pentingnya mengkaji secara komprehensif antara keselamatan dan kepentingan ekonomi masyarakat.
Atas dasar itu, pihaknya akan berkoordinasi dengan stakeholder termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah dalam penerapan Zero Odol. Dia juga menargetkan implementasi Zero Odol pada 2026 mendatang.
Baca Juga
Selain itu akan ada insentif maupun disinsentif yang akan diberikan terkait dengan penerapan Zero ODOL. AHY bersama stakeholder terkait sedang membahas jenis insentif yang akan diberlakukan termasuk BBM maupun uang muka pembelian kendaraan angkutan barang.