Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap harga beras terus mengalami kenaikan di seluruh tingkat, baik di penggilingan, grosir, hingga eceran pada Maret 2025.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan inflasi beras di tingkat grosir mencapai 1,12% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Maret 2025.
Harga rata-rata beras di tingkat grosir naik tipis menjadi Rp13.757 per kilogram. Padahal, rata-rata harga beras hanya mencapai Rp13.604 per kilogram pada Februari 2025.
“Di tingkat grosir, terjadi inflasi [beras] sebesar 1,12% secara month-to-month dan terjadi deflasi 4,41% secara year-on-year,” kata Habibullah dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS, Selasa (8/4/2025).
Selain itu, rata-rata harga beras di pedagang eceran juga mulai merangkak menjadi Rp14.795 per kilogram, atau naik 0,55% dibandingkan bulan sebelumnya di harga Rp14.715 per kilogram.
“Di tingkat eceran, terjadi inflasi [beras] sebesar 0,55% secara month-to-month dan terjadi deflasi sebesar 4,06% secara year-on-year,” ungkapnya.
Baca Juga
Data BPS juga menunjukkan rata-rata harga beras di tingkat penggilingan juga naik secara bulanan, yakni sebesar 0,81%. Namun, rata-rata harganya turun 8,93% secara tahunan.
Jika dirinci, rata-rata harga beras di penggilingan naik dari Rp12.784 per kilogram pada Februari 2025 menjadi Rp12.887 per kilogram pada Maret 2025.
“Rata-rata harga beras di penggilingan pada Maret 2025 naik sebesar 0,81% secara month-to-month dan turun sebesar 8,93% secara year-on-year,” imbuhnya.
Meski demikian, Habibullah menekankan bahwa harga beras yang disampaikan BPS merupakan rata-rata harga yang mencakup berbagai jenis kualitas beras.
“Sebagai informasi, harga beras yang kami sampaikan merupakan rata-rata harga beras yang mencakup berbagai jenis kualitas dan juga mencakup seluruh wilayah di Indonesia,” pungkasnya.