Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) meminta agar para petani tetap menjaga mutu dan kualitas gabah kering panen (GKP). Petani dilarang terburu-buru memanen gabah.
Adapun, pemerintah telah menetapkan GKP di tingkat petani seharga Rp6.500 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp6.000 per kilogram.
Menko Zulhas mengeklaim bahwa para petani girang dengan harga GKP yang sudah mencapai Rp6.500 per kilogram. Bahkan, Zulhas menyatakan harga gabah di beberapa wilayah melebihi Rp6.500 per kilogram.
Namun, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu juga meminta agar para petani tidak tergesa-gesa untuk memanen komoditas ini sebelum waktunya sehingga kualitas gabah tetap terjaga.
“Jangan sampai karena mau lebaran, belum waktunya panen, dipanen. Kalau memang belum waktunya panen, ya jangan dipanen, tunggu saja nanti setelah lebaran,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (24/3/2025).
Beda halnya jika sudah memasuki waktu panen, Zulhas mempersilahkan para petani untuk memanen padi.
Baca Juga
Lebih lanjut, Zulhas menyampaikan bahwa pemerintah juga telah melakukan monitoring terkait kesiapan Bulog untuk menghadapi panen raya, yakni Maret—April di tahun ini.
Dia menambahkan bahwa nantinya, Bulog diperkirakan akan menyerap 800.000 ton setara beras pada akhir Maret 2025. Dengan begitu, Bulog bisa menyerap lebih banyak gabah saat puncak panen yang terjadi pada April mendatang.
“Diperkirakan sampai akhir Maret, jadi luar biasa ini libur-libur, puasa, mau lebaran, tapi mudah-mudahan sampai akhir Maret Bulog bisa menyerap 790.000–800.000 [ton setara beras]. Sehingga nanti di April puncak panen bisa menyerap lebih banyak lagi,” tuturnya.
Sebelumnya, Zulhas menyampaikan bahwa Bulog telah menyerap 400.000 ton setara beras. Menurutnya, angka realisasi serapan beras ini sudah tergolong cukup.
Dalam catatan Bisnis, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi dalam negeri mampu mencapai 13,95 juta ton setara beras sepanjang Januari—April 2025.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan potensi produksi beras yang melimpah ini diperkirakan menjadi yang tertinggi sejak 2019.
Produksi beras diperkirakan meningkat sebanyak 2,88 juta ton beras atau sebesar 25,99% dibandingkan Januari—April 2024. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, produksi beras hanya mencapai 11,07 juta ton.
“Produksi beras sepanjang Januari—April atau subround I 2025, diperkirakan akan mencapai 13,95 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 2,88 juta ton atau naik 25,99% dibandingkan periode yang sama 2024,” ujar Amalia dalam Rilis BPS, Senin (3/3/2025).