Bisnis.com, JAKARTA – Morgan Stanley berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 2.000 karyawan bulan ini dalam langkah restrukturisasi besar pertama di bawah kepemimpinan CEO Ted Pick.
Melansir Bloomberg, Rabu (19/3/2025), menurut sumber yang mengetahui kebijakan ini, pemangkasan akan dilakukan di hampir seluruh divisi, kecuali unit penasihat keuangan yang berjumlah sekitar 15.000 orang.
Bank yang berbasis di New York dan memiliki sekitar 80.000 karyawan ini telah merancang rencana PHK sebelum gejolak pasar terbaru terjadi.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi efisiensi biaya di tengah rendahnya tingkat perputaran karyawan. Seorang juru bicara Morgan Stanley menolak memberikan komentar terkait hal ini.
Keputusan Morgan Stanley menambah daftar panjang pemangkasan tenaga kerja di sektor keuangan. Goldman Sachs, misalnya, mempercepat jadwal PHK tahunannya dan berencana memangkas 3% hingga 5% dari total tenaga kerja pada musim semi ini.
Kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS November lalu sempat memunculkan ekspektasi lonjakan aktivitas ekonomi. Namun, kenyataan berkata lain. Para klien masih bergulat dengan tarif perdagangan dan perubahan kebijakan lainnya.
Baca Juga
Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan menyatakan bahwa koreksi pasar yang menghapus kapitalisasi pasar senilai triliunan dolar dari indeks saham merupakan bagian normal dari dinamika ekonomi.
Co-President Morgan Stanley Dan Simkowitz dalam sebuah konferensi pada Selasa menyatakan bahwa aktivitas merger dan akuisisi serta penerbitan saham baru saat ini masih tertahan. Namun, ia menambahkan bahwa perusahaan tetap merekrut talenta senior di divisi perbankan investasi sebagai persiapan menyambut pemulihan pasar modal.
Dampak AI dan Transformasi Bisnis
Sebagian pemangkasan tenaga kerja ini disebabkan oleh evaluasi kinerja karyawan, sementara yang lain berkaitan dengan perubahan lokasi kerja.
Selain itu, kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi juga mulai berkontribusi pada pengurangan tenaga kerja, tren yang diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
Sejak awal tahun, saham Morgan Stanley telah merosot 6%, menjadikannya bank dengan performa terburuk di antara institusi keuangan besar di AS.
Pick, yang mengambil alih posisi CEO pada awal 2024 dan menjadi ketua dewan direksi tahun ini, masih mempertahankan strategi yang dirancang oleh pendahulunya, James Gorman, yang memimpin bank ini selama lebih dari satu dekade.