Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat berencana membuka pembicaraan bilateral dengan berbagai negara mengenai kesepakatan dagang baru setelah memberlakukan tarif pada mitra dagang utamanya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio pada Minggu (16/3/2025), usai Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif 200% terhadap impor anggur, cognac, dan minuman beralkohol lainnya dari Eropa.
Tarif baru ini memperluas ketegangan dalam perang dagang global yang telah mengguncang pasar keuangan dan meningkatkan kekhawatiran akan resesi.
Rubio menegaskan bahwa AS akan merespons negara-negara yang menerapkan tarif terhadapnya.
“Ini adalah kebijakan global. Bukan hanya terhadap Kanada, Meksiko, atau Uni Eropa, tetapi terhadap semua pihak,” ujarnya seperti dikutip Reuters, Senin (17/3/2025).
Menurutnya, setelah tarif ini diberlakukan, AS berpotensi memulai negosiasi bilateral dengan berbagai negara guna merancang kesepakatan dagang baru yang lebih adil dan menguntungkan kedua belah pihak.
Baca Juga
“Dari landasan baru yang lebih berkeadilan dan timbal balik ini, kita bisa memasuki diskusi perdagangan dengan negara-negara di seluruh dunia,” jelasnya.
Meski tidak memberikan rincian spesifik mengenai format kesepakatan tersebut, Rubio menegaskan bahwa AS akan mengatur ulang “garis dasar” perdagangan agar memperoleh perlakuan yang lebih adil.
“Kami tidak bisa mempertahankan status quo. Kami akan menentukan aturan baru, dan jika negara lain ingin bernegosiasi, kami siap membahasnya, Namun, situasi perdagangan saat ini tidak bisa dibiarkan berlanjut,” pungkasnya.