Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa tarif impor yang diberlakukan AS terhadap Meksiko dan Kanada berisiko memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kedua negara, mengingat eratnya keterkaitan ekonomi mereka dengan AS.
Melansir Reuters, Jumat (7/3/2025), juru bicara IMF Julie Kozack mengatakan selain kebijakan tarif AS terhadap Meksiko dan Kanada, langkah balasan dari China, Kanada, dan kemungkinan Meksiko menciptakan dinamika baru yang dapat mengganggu stabilitas ekonomi global.
IMF berencana merilis analisis lebih rinci mengenai dampak perubahan kebijakan perdagangan AS dalam laporan prospek ekonomi global yang akan diterbitkan pada pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia di Washington, April mendatang.
Kozack menekankan bahwa ketidakpastian dalam perdagangan global dapat memengaruhi keputusan konsumsi dan investasi oleh rumah tangga serta perusahaan.
"Secara historis, periode ketidakpastian yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi," ujarnya.
Sejak menjabat pada 20 Januari, Presiden AS Donald Trump telah memicu perang dagang global dengan memberlakukan tarif impor terhadap China, Kanada, dan Meksiko, yang merupakan tiga mitra dagang utama AS.
Baca Juga
Meski kini ada pengecualian sementara bagi Kanada dan Meksiko, Trump berjanji akan mengumumkan kebijakan perdagangan lebih lanjut, termasuk tarif timbal balik terhadap negara-negara seperti India dan Korea Selatan.
Transformasi Ekonomi Global
Kozack menyoroti bahwa ekonomi global sedang mengalami perubahan besar, termasuk pesatnya kemajuan kecerdasan buatan (AI), pergeseran pola investasi, serta perlambatan perdagangan global yang kini tumbuh hanya 3%, jauh di bawah rata-rata pertumbuhan 6% pada periode 2000–2019.
Dalam konteks ini, banyak negara mulai menyesuaikan kebijakan ekonomi mereka untuk menghadapi tantangan baru. Volatilitas di pasar keuangan meningkat, dan berbagai indikator menunjukkan lonjakan ketidakpastian global.
Menanggapi penurunan imbal hasil obligasi AS sejak awal 2025, Kozack mengatakan bahwa pergerakan ini mencerminkan perubahan pandangan pasar terhadap kebijakan moneter AS. Data ekonomi terbaru menunjukkan pelemahan, dengan tarif baru yang mulai berlaku pekan ini semakin membebani sentimen pasar.
Para investor, yang sebelumnya sangat bergantung pada keunggulan ekonomi AS, kini mulai mencari peluang di pasar lain. Faktor seperti stimulus fiskal besar-besaran Eropa senilai US$1,2 triliun serta dominasi China dalam teknologi semakin menarik perhatian pelaku pasar global.
Selain itu, IMF juga mengamati perkembangan kebijakan mata uang digital setelah Presiden Trump mengumumkan bahwa lima aset kripto—bitcoin, ether, XRP, solana, dan cardano—akan menjadi bagian dari cadangan strategis AS. Pengumuman ini langsung memicu lonjakan nilai pasar aset digital tersebut.