Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Sawit 2024 Lesu, Gapki Sebut 2 Hal Ini Jadi Biang Kerok

Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) turun menjadi 48,16 juta ton pada 2024.
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina
Kumpulan buah sawit yang telah lepas dari tandan sebelum dikirim ke pabrik kelapa sawit PT Sahabat Mewah dan Makmur, Belitung Timur, Rabu (28/8/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) turun 3,8% secara tahunan (year on year/yoy) ke angka 48,16 juta ton pada 2024. Pada tahun sebelumnya, produksi CPO di dalam negeri mencapai 50,06 juta ton.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) Hadi Sugeng mengatakan, produksi sawit domestik lesu karena dipengaruhi oleh setidaknya dua faktor.

“Untuk produksi kita akhirnya harus menyerah minus 3,8% yoy. Ini banyak dipengaruhi oleh el nino tahun lalu yang berdampak terhadap produksi. Di samping itu, ada tanaman-tanaman menua yang ikut berkontribusi terhadap penurunan produksi,” kata Hadi, Kamis (6/3/2025).

Adapun, penurunan produksi CPO ini juga diikuti oleh susutnya pasar ekspor. Gapki mencatat volume ekspor produk kelapa sawit RI tahun lalu susut 8,3% yoy dari 32,21 juta ton menjadi 29,53 juta ton.

Penyusutan dialami nyaris oleh seluruh kategori produk. Meliputi, ekspor CPO yang turun 10,6% yoy ke level 2,91 juta ton. Disusul oleh olahan PO 10% yoy menjadi 20,45 juta ton. Lalu, crude palm kernel oil (CPKO) dan biodiesel dengan penurunan masing-masing 1,55% yoy dan 76,3% yoy.

Produk kelapa sawit dalam negeri yang tercatat mengalami kenaikan volume ekspor, antara lain oleokomia sebesar 3,4% yoy dengan volume sebanyak 4,79 juta serta olahan PKO yang naik 1,6% yoy dengan volume 1,26 juta ton.

Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk tujuan China sebesar 2,38 juta ton, disusul India 1,13 juta ton, serta Bangladesh, Malaysia, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa dalam jumlah yang lebih kecil. Sebaliknya, ekspor ke Pakistan sebesar 486.000 ton dan kawasan Timur Tengah 164.000 ton. Sementara itu, ekspor ke Rusia dan beberapa negara lain naik dengan jumlah yang lebih kecil.

Sepanjang 2024, nilai ekspor CPO mencapai US$27,76 miliar atau setara Rp440 triliun, turun 8,44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$30,32 miliar atau setara dengan Rp463 triliun.

Dari sisi konsumsi, kelapa sawit tercatat naik 2,8% yoy. Kenaikan konsumsi ini dikontribusi oleh biodiesel, yakni sebesar 7,5% yoy dengan volume mencapai 11,44 juta ton pada tahun lalu.

Dengan mempertimbangkan kecenderungan produksi dan konsumsi dalam negeri, khususnya kebijakan penggunaan biodiesel, kecenderungan harga, serta supply dan demand minyak nabati dunia, produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan mencapai 53,6 juta ton pada 2025, naik 1,7% yoy.

Sementara itu, konsumsi juga diperkirakan naik hingga 9,5% yoy mencapai 26,1 juta ton, termasuk untuk biodiesel B40 sebesar 13,6 juta ton.

Dengan perkiraan tersebut, Gapki memprediksi ekspor tahun depan turun menjadi 27,5 juta ton. Lebih rendah dari ekspor tahun 2024 sebesar 29,5 juta ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper