Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai pelat merah PT Garuda IndonesiaTbk. (GIAA) berencana mengganti pimpinan anak usahanya, PT Citilink Indonesia, sebagai bagian dari upaya meningkatkan profitabilitas dan memulihkan kondisi perusahaan pascapandemi serta restrukturisasi utang.
Mengutip pemberitaan Bloomberg, posisi tersebut akan diisi oleh Darsito Hendro Seputro mantan eksekutif di Thai Lion Air. Dia diproyeksikan menggantikan Dewa Kadek Rai yang telah berkarier di Garuda sejak awal 1990-an dan menjabat sebagai Direktur Utama Citilink sejak 2022.
Pergantian ini sebagian besar merupakan langkah dari Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan yang baru diangkat dan sebelumnya menjabat sebagai Plt Direktur Utama Lion Air.
Sumber Bloomberg menyebut bahwa Wamildan ingin memperkuat pengaruhnya dalam manajemen maskapai pelat merah tersebut.
Selain pergantian posisi Direktur Utama Citilink, dua eksekutif lainnya di Citilink juga dikabarkan akan diganti. Namun, belum ada informasi lebih lanjut mengenai siapa saja yang akan terkena rotasi dan kapan perubahan manajemen ini akan diumumkan.
Hingga saat ini, perwakilan dari Garuda Indonesia dan Citilink belum memberikan tanggapan terkait rencana pergantian ini. Sementara itu, juru bicara Thai Lion Air mengonfirmasi bahwa Seputro sudah tidak lagi bekerja di maskapai tersebut, tetapi menolak memberikan komentar lebih lanjut. Seputro juga belum merespons permintaan konfirmasi melalui akun LinkedIn pribadinya.
Baca Juga
Citilink merupakan bagian penting dari strategi bisnis Garuda, terutama dalam menghadapi persaingan ketat dengan maskapai lain seperti Lion Air dan PT AirAsia Indonesia. Perubahan manajemen ini juga mencerminkan tekanan yang dihadapi Garuda dari Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, untuk meningkatkan profitabilitas dengan memperluas armada dan menambah penerbangan internasional.
Meskipun telah menyelesaikan restrukturisasi utang senilai hampir US$10 miliar pada 2022 yang menyebabkan jumlah armadanya menyusut dari sekitar 210 pesawat menjadi sekitar 70, Garuda masih mengalami kesulitan keuangan. Pada kuartal III/2024, perusahaan mencatat kerugian bersih sebesar US$29,6 juta yang menandai defisit kuartalan ketiga berturut-turut.