Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Unilever Global Copot CEO Hein Schumacher

Unilever mengejutkan pasar dengan mencopot CEO Hein Schumacher dan menunjuk chief financial officer Fernando Fernandez sebagai penggantinya.
Unilever/www.unilever.co.id
Unilever/www.unilever.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Unilever Global mengejutkan pasar dengan mencopot CEO Hein Schumacher dan menunjuk chief financial officer Fernando Fernandez sebagai penggantinya.

Melansir Reuters, Selasa (25/2/2025), keputusan pergantian pucuk pimpinan ini diambil dalam rapat dewan yang digelar Senin. Menurut sumber yang mengetahui perundingan tersebut, dewan menilai Fernandez, yang memiliki pengalaman lebih dari tiga dekade di Unilever, sebagai sosok terbaik untuk mengeksekusi strategi perusahaan.

Langkah drastis ini langsung berdampak pada harga saham Unilever, yang anjlok hingga 3,4%. Padahal, sejak Schumacher menjabat, nilai saham telah melonjak lebih dari 9%.

Meski tidak memberikan alasan spesifik, langkah ini muncul di tengah tekanan investor yang menginginkan perubahan signifikan setelah laporan keuangan tahunan Unilever tidak memenuhi ekspektasi.

Selama beberapa tahun terakhir, industri barang konsumsi bergulat dengan tekanan besar, mulai dari gangguan rantai pasokan akibat pandemi, lonjakan harga bahan baku, hingga krisis energi yang dipicu invasi Rusia ke Ukraina.

Margin keuntungan semakin terhimpit, sementara konsumen beralih ke alternatif lebih murah, sehingga menekan volume penjualan.

Kasus ini mengingatkan pada pencopotan CEO Nestlé Mark Schneider tahun lalu setelah pertumbuhan penjualan perusahaan melambat dalam beberapa kuartal berturut-turut.

Schumacher sendiri sempat mendapat dukungan dari investor aktivis Nelson Peltz, yang membeli saham Unilever pada 2022 dan kini duduk di dewan direksi. Namun, dana investasi Peltz, Trian Fund, menolak memberikan komentar terkait keputusan ini.

Analis RBC Capital James Edwardes Jones mengaku terkejut dengan berita pencopotan Schumacher, karena dia dikenal sebagai pemimpin yang sangat dihormati dan kinerjanya selama 18 bulan terakhir cukup impresif.

Schumacher sebelumnya dianggap sebagai pilihan tepat karena latar belakangnya sebagai pemimpin eksternal. Namun, muncul dugaan bahwa gaya kepemimpinannya tidak selaras dengan budaya internal perusahaan.

“Kami merasa Unilever butuh sosok dari luar, tetapi tampaknya tidak semua pihak di perusahaan sepakat dengan pandangan ini,” ungkap Jones seperti dilansir Reuters.

Selama masa jabatannya, Schumacher telah melakukan restrukturisasi strategis untuk membalikkan kinerja Unilever yang lesu. Salah satu langkah besarnya adalah pemisahan divisi es krim serta pemangkasan ribuan tenaga kerja demi efisiensi.

Namun, Chairman Unilever Ian Meakins menegaskan bahwa Fernandez dipilih karena pendekatan kepemimpinannya yang tegas dan fokus pada hasil.

“Masih banyak yang harus dilakukan untuk mencapai hasil terbaik di kelasnya,” ujarnya.

Analis UBS Guillaume Delmas menilai Fernandez sebagai pilihan yang tepat untuk memimpin strategi pemulihan Unilever.

“Dewan direksi tampaknya melihat eksekusi sebagai faktor kunci dalam fase strategi perusahaan saat ini, dan Fernandez adalah orang yang paling siap untuk tugas ini,” kata Delmas.

Fernandez, yang telah berkarier di Unilever sejak 1988, memiliki rekam jejak panjang di berbagai posisi strategis, termasuk Presiden Unilever Amerika Latin, CEO Unilever Brasil, dan Presiden divisi Kecantikan & Kesehatan.

Unilever menegaskan bahwa proyeksi bisnis untuk 2025 tetap tidak berubah, dan dewan direksi berkomitmen untuk mempercepat implementasi strategi pertumbuhan Schumacher.

Schumacher akan resmi meninggalkan jabatannya pada Maret dan keluar dari Unilever pada 31 Mei. Perusahaan menyatakan bahwa kepergiannya dilakukan atas kesepakatan bersama.

“Kami telah mencapai kemajuan nyata, dan saya bangga dengan apa yang telah kami raih dalam waktu singkat,” kata Schumacher dalam pernyataannya.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Schumacher akan tetap menerima gaji tetap sebesar 1,85 juta euro (sekitar Rp32,1 miliar) hingga masa tugasnya berakhir, serta pembayaran tambahan yang belum diungkapkan untuk sisa periode pemberitahuannya.

Sementara itu, posisi CFO sementara akan diisi oleh Srinivas Phatak, yang saat ini menjabat sebagai wakil CFO dan pengendali keuangan grup, hingga Unilever menemukan pengganti permanen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper