Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri PU Blak-blakan Alasan Prabowo Minta Revisi Desain IKN

Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan revisi desain bangunan kompleks yudikatif dan legislatif di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Menteri Pekerjaaan Umum (PU) Dody Hanggodo saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin (18/11/2025). - BISNIS/Alifian Asmaaysi.
Menteri Pekerjaaan Umum (PU) Dody Hanggodo saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Senin (18/11/2025). - BISNIS/Alifian Asmaaysi.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan revisi desain bangunan kompleks yudikatif dan legislatif di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengatakan Presiden Prabowo Subianto memerintahkan studi banding ke negara timur untuk merumuskan desain kawasan tersebut.

“Rapat terakhir [terkait pembangunan kawasan yudikatif dan legislatif] dengan Pak Prabowo mengatakan diminta studi banding ke seingat saya tiga negara deh Mesir, Turki dan India,” kata Dody saat ditemui di Kantor Kementerian PU, Kamis (13/2/2025).

Dody menyebut alasan presiden memerintahkan revisi desain bangunan IKN dan melakukan studi banding ke 3 negara itu dikarenakan desain gedung legislatif dan yudikatif di negara-negara tersebut dinilai cukup mirip dengan Indonesia.

Nantinya, tim studi banding itu bakal diminta untuk merekonstruksikan desain kawasan legislatif dan yudikatif di IKN dengan mengacu pada bangunan-bangunan tersebut.

“Kantor-kantor legislatif dan yudikatifnya menurut beliau mungkin punya karakter yang mirip-mirip dengan Indonesia. Jadi dari situ kemudian tim akan merekonstruksikan gambarnya dan akan disampaikan ke Pak Prabowo lagi,” tuturnya.

Dody menuturkan bahwa informasi lebih lanjut akan diberikan melalui Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Desain IKN.

“Ketua tim desainnya Bu Wamen,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto akan menggelontorkan Rp15 triliun untuk fasilitas dasar pembangunan gedung legislatif dan yudikatif di IKN.

Dia menjelaskan bahwa sebelumnya pihaknya dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) murni meminta dana awal hingga Rp6,3 triliun.

Namun, untuk tahun pertama dalam menyelesaikan yudikatif dan legislatif dan pendukung lainnya, mereka membutuhkan dana tambahan hingga Rp8,1 triliun.

“Untuk tahun pertama dalam menyelesaikan judikatif dan legislatif dan pendukung lainnya, kami membutuhkan Rp8,1 triliun tambahan, sehingga pada 2025 ini akan ada sekitar Rp15 triliun di IKN,” ujarnya usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dengan agenda utama membahas percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa (21/1/2025).

Di sisi lain, Basuki menegaskan bahwa untuk menyelesaikan pembangunan program untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dari 2025—2029 membutuhkan anggaran dari APBN hingga Rp48,8 triliun.

Mantan Menteri PUPR itu menuturkan Presiden Prabowo Subianto menargetkan pembangunan untuk sarana dan prasarana untuk lembaga yudikatif dan legislatif rampung pada 2028.

“Saya kira ini buat kami cukup karena sesuai dengan rencana kami, semua akan kami selesaikan pada 2—3 tahun ke depan dengan Rp48,8 triliun tadi,” pungkas Basuki.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper