Langkah Pemerintah
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui konsumsi rumah tangga belum pulih seperti masa sebelum pandemi Covid-19.
Airlangga pun menjelaskan bahwa pemerintah sudah memberikan banyak insentif fiskal untuk mendorong daya beli masyarakat, terutama kelas menengah.
Dia mencontohkan insentif berupa diskon pajak pembelian rumah, kendaraan listrik, hingga pembebasan pajak penghasilan bagi buruh di sektor padat karya dengan gaji di bawah Rp10 juta.
"Untuk kuartal kedua, ketiga, dan keempat, kami akan mengevaluasi stimulus yang diberikan," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu (5/2/2025).
Lebih lanjut, politikus Partai Golkar itu menyatakan bahwa target pertumbuhan ekonomi 5,2% pada 2025 masih bisa tercapai. Caranya, sambung Airlangga, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan pendorong ekonomi.
Dia mengungkapkan bahwa akan ada program selama bulan Ramadan dan Idulfitri, seperti diskon tarif tol serta stabilisasi harga pangan. Pemerintah, lanjutnya, juga menyiapkan berbagai insentif bagi sektor properti, kendaraan listrik, dan industri padat karya.
"Pemerintah juga melanjutkan program makan bergizi gratis, meningkatkan penyaluran KUR, serta menyiapkan strategi untuk menjaga daya saing dan transformasi ekonomi jangka panjang," katanya.
Selain itu, Airlangga menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan langkah strategis seperti revisi regulasi untuk kemudahan berusaha, kebijakan penyimpanan devisa hasil ekspor sumber daya alam di dalam negeri, serta peluncuran Bullion Bank pada akhir Februari untuk mendukung upaya peningkatan ekonomi.
Terakhir, dia menyatakan bahwa Indonesia juga terus memperluas kerja sama internasional, seperti penyelesaian kesepakatan IEU-CEPA, keanggotaan BRICS, serta persiapan keanggotaan OECD.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan peran APBN sebagai shock absorber akan terus dioptimalkan.
Pemerintah, tambahnya, akan berupaya menguatkan fundamental ekonomi melalui transformasi ekonomi, penguatan ketahanan pangan, pengembangan energi terbarukan, hilirisasi, peningkatan produktivitas tenaga kerja, serta perbaikan iklim investasi dan bisnis.
Dia menyatakan pemerintah turut akan terus memperkuat kolaborasi, koordinasi, dan sinergi untuk mengoptimalkan dampak kebijakan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, melalui kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan.