Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setoran Pajak 2024 Tak Capai Target, Sri Mulyani Ulas Penyebabnya

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut penerimaan perpajakan 2024 tidak mencapai target karena harga komoditas yang turun.
Petugas melayani wajib pajak di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas melayani wajib pajak di salah satu kantor pelayanan pajak pratama di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim penerimaan perpajakan 2024 tidak mencapai target karena harga komoditas yang menurun.

Sebagai informasi, Kementerian Keuangan membukukan penerimaan perpajakan (unaudited) mencapai Rp2.232,7 triliun selama 2024. Realisasi tersebut setara 96,7% dari target penerimaan perpajakan APBN 2024 yaitu sebesar Rp2.309,9 triliun.

"Tahun lalu bukan tahun yang mudah, tahun di mana penerimaan negara mengalami tekanan luar biasa karena harga-harga komoditas menurun," ujar Sri Mulyani dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025, Kamis (30/1/2024).

Bendahara negara itu menilai banyak berbagai kondisi perekonomian yang sebabkan pelaku ekonomi mengalami tekanan. Sejalan dengan itu, penerimaan perpajakan juga mengalami tekanan.

Dia mencontohkan volume aktivitas ekspor-impor terus mengalami tekanan selama tahun lalu karena ketidakpastian global. Akibatnya, perdagangan luar negeri menurun sehingga menyebabkan penerimaan bea dan cukai tidak sesuai target.

Kendati demikian, sambung Sri Mulyani, penerima perpajakan 2024 tetap tumbuh 3,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh sebab itu, dia meyakini Kementerian Keuangan akan tetap bisa menjaga keseimbangan APBN ke depan.

"Kami terus menjaga APBN sebagai instrumen penting untuk mencapai visi Indonesia Maju dan untuk menjalankan program-program prioritas Asta Cita," katanya.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menegaskan Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% dalam lima tahun ke depan. Menurutnya, perlu prasyarat yang tidak mudah untuk mencapai target tersebut.

Dia meyakini perlunya transformasi ekonomi dan kebijakan struktural seperti investasi yang fokus ke pembangunan sumber daya manusia seperti pendidikan, kesehatan, termasuk peningkatan gizi.

"Juga di bidang institusi, birokrasi, simplifikasi aturan, dan juga dari sisi hilirisasi atau penciptaan nilai tambah yang lebih baik, lebih tinggi, lebih efisien, lebih kompetitif di Indonesia," tutup Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper