Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan pemerintah akan fokus mendatangkan investasi portofolio dari luar negeri.
Saat ini, terang Rosan, penanaman modal di Indonesia paling banyak berbentuk industri. Ke depan, dia menyebut pemerintah ingin segera menggarap investasi dari perusahaan investment management luar negeri.
"Kita belum menyentuh banyak investor yang investment management atau portofolio. Nah, ini juga yang akan digarap karena contohnya seperti perusahaan investasi BlackRock saja yang asset under management saja itu US$11 triliun. Itu enam kali GDP kita," ujarnya usai bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/1/2025).
Menurut Rosan, saat ini investor portofolio global juga sedang aktif melakukan penanaman modal di banyak negara. Pemeirntah RI ingin agar investasi yang masuk ke Tanah Air tidak hanya berbentuk industri.
"Itu juga yang mungkin akan membuat kita biarkan investasinya ini bisa lebih besar masuk ke Indonesia, agar tidak hanya terpaku hanya dengan investor dari industri tetapi juga fund-fund management yang saat ini belum tergarap secara maksimal," paparnya.
Meski demikian, mantan Ketua Umum Kadin Indonesia ini mengungkap pemerintah sejauh ini masih fokus mendatangan investasi untuk industri dalam negeri. Saat bertemu Presiden sore ini, dia melaporkan investasi yang akan segera masuk pada kuartal I/2024 dari Amerika Serikat (AS) serta Timur Tengah.
Baca Juga
Perusahaan asal AS itu diduga merupakan Apple Inc. Secara terpisah, Rosan menyebut akan mengumumkan investasi Apple di Indonesia pada 7 Januari 2025.
"Nanti saya bikin pengumuman. Nanti saya nunggu orangnya diharapkan tanggal 7 datang nanti saya bersama dari Apple akan menyampaikan investasi tersebut," tuturnya.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi pada 2014 hingga kuartal III/2024 tercatat sebesar Rp9.117,4 triliun. Investasi tersebut paling banyak berbentuk sektor manufaktur, yang jumlahnya lebih besar dari sektor primer maupun tersier.
Pertumbuhannya rata-rata mencapai 15,5% dalam sepuluh tahun terakhir atau ketika pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).