Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor Korea Selatan mempertahankan momentum pertumbuhan pada Desember 2024 seiring dengan kenaikan permintaan dari China dan angka penjualan semikonduktor yang tetap tangguh.
Data dari Kementerian Perdagangan Korea Selatan pada Rabu (1/1/2025) menyebut, nilai pengiriman yang disesuaikan dengan perbedaan hari kerja meningkat 4,3% secara year on year (yoy) pada bulan Desember. Data tersebut meningkat dibandingkan dengan kenaikan 3,7% yang awalnya dilaporkan untuk bulan November.
Sementara itu, ekspor yang tidak disesuaikan naik 6,6% sementara impor keseluruhan meningkat sebesar 3,3%. Catatan itu menghasilkan surplus perdagangan sebesar US$6,5 miliar.
Ekspor chip meningkat 31,5% dari tahun sebelumnya pada Desember, sedangkan pengiriman mobil turun 5,3%. Penjualan perangkat komunikasi nirkabel naik 16,1%. Selanjutnya, ekspor ke China meningkat 8,6%, berbalik dari kontraksi sebulan sebelumnya, kata kementerian. Pengiriman ke AS naik 5,5%. Ekspor ke Uni Eropa naik 15,1%.
“Pembuat chip tampaknya meningkatkan pengiriman chip memori pita lebar (HBM) ke China sebelum pembatasan baru AS terhadap penjualan chip memori berteknologi tinggi ke China mulai berlaku pada Januari 2025," ujar Ekonom Bloomberg Economics Hyosung Kwon, dikutip dari Bloomberg.
Korea Selatan, yang sangat bergantung pada ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonominya, menghadapi serangkaian kebijakan proteksionis yang dijanjikan oleh Presiden terpilih Donald Trump saat ia bersiap untuk kembali ke Gedung Putih.
Baca Juga
Trump menjanjikan tarif universal selama kampanyenya dan bermaksud untuk meningkatkan bea masuk khususnya terhadap China, mitra dagang terbesar bagi Korea Selatan.
Bank Sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BOK), secara tak terduga melakukan pemangkasan suku bunga acuan secara berturut-turut pada kuartal keempat untuk menopang perekonomian terhadap hambatan perdagangan. Gubernur Rhee Chang-yong memperkirakan perekonomian tumbuh tahun ini kurang dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,9%.
Para ekonom semakin memperkirakan bank sentral akan melanjutkan pemangkasan suku bunga lagi bulan ini karena kepercayaan konsumen dan bisnis merosot. Kecelakaan pesawat Jeju Air yang menewaskan semua kecuali dua dari 181 orang di dalamnya dapat semakin merusak sentimen konsumen setelah negara itu mengumumkan masa berkabung hingga Januari.
Momentum ekspor yang melemah menjadi ancaman bagi won, yang sudah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia tahun lalu. Industri semikonduktor negara itu mungkin mengalami permintaan yang lebih lambat tahun ini setelah menikmati ledakan pengembangan kecerdasan buatan.