Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Thailand berencana menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk meningkatkan pemantauan perusahaan-perusahaan yang terdaftar seiring dengan meningkatnya kasus penipuan perusahaan.
Mengutip Bloomberg pada Kamis (28/11/2024), Presiden Bursa Efek Thailand Asadej Kongsiri memaparkan, penerapan AI akan membantu bursa dengan cepat menemukan setiap kejadian pergerakan harga saham dan perdagangan yang tidak teratur dan memberi tahu investor.
Dia mengatakan, peringatan yang terlambat dan penegakan yang tertunda telah menjadi salah satu alasan memudarnya kepercayaan investor terhadap pasar saham Thailand.
Kongsiri menuturkan, pihaknya harus memantau sekitar 300 berita dan laporan setiap harinya tentang kemungkinan kesalahan perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
“AI tentu akan meringankan beban kerja staf pengawasan dan memberikan peringatan yang lebih cepat," ujar Kongsiri.
Otoritas bursa Thailand memperbanyak langkah-langkah guna meningkatkan pengawasan pasar modal negara tersebut menyusul beberapa penyelidikan besar yang melibatkan tuduhan penipuan di sejumlah perusahaan termasuk Energy Absolute Pcl dan Stark Corp.
Baca Juga
Indeks saham acuan tersebut terus tertinggal dari sebagian besar rekan-rekannya di Asia Tenggara setelah skandal perusahaan, kekhawatiran atas penjualan saham secara ilegal, dan serangkaian kekacauan politik yang merusak sentimen di awal tahun.
Kongsiri juga menegaskan kembali rencana bursa untuk menerapkan program baru guna meningkatkan valuasi perusahaan yang terdaftar dan pengembalian pemegang saham berdasarkan strategi tiga tahunnya.
Perusahaan-perusahaan tersebut akan menerima konsultasi dan saran untuk meningkatkan operasi dan komunikasi mereka guna menarik minat investor, katanya.
Bursa tersebut juga akan mempromosikan obligasi dan kredit karbon untuk membantu investor memperluas alternatif investasi mereka, katanya.