Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengungkapkan potensi pipa baja buatan Indonesia untuk membangun infrastruktur gas pengganti liquefied petroleum gas (LPG) di Indonesia atau jaringan gas (jargas).
Hal itu disampaikan Faisol dalam acara seremonial peluncuran pabrik pipa baja seamless (tanpa sambungan) hasil kerja sama antara PT Artas Energi Petrogas dan Inerco Global International (KSO AEP IGI) di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Menurut Faisol, kelak pembangunan jargas di Jawa bisa menggunakan pipa baja produksi pabrik yang terletak Krakatau Industrial Estate Cilegon, Banten tersebut.
"Pembangunan jargas untuk Jawa, yang saya kira ini akan menjadi peluang yang besar buat semua perusahaan pipa. Terutama yang seamless," kata Faisol.
Dia berpendapat jika pembangunan jargas didukung pasokan pipa baja produksi dalam negeri, maka impor pun bisa ditekan. Tercatat, saat ini nilai impor pipa baja mencapai Rp15 triliun per tahun. Di sisi lain, Faisol optimistis jika proyek jargas bisa terus dikembangkan, maka harga gas juga bisa ditekan.
"Dan subsidi kita semakin berkurang di sektor migas. Subsidi kita sampai hari ini sudah hampir atau lebih dari Rp400 triliun untuk sektor migas ini, Kemarin dibahas agak serius, salah satu jalan keluarnya adalah membangun jargas," imbuh Faisol.
Baca Juga
Lebih lanjut, Faisol menuturkan, saat ini kebutuhan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk pabrik pipa baja seamless baru tersebut terhitung sudah menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Dia menyebut pemenuhan TKDN sudah mencapai 43%.
“Tapi kita berharap [TKDN] bisa sampai 100%. Dia berkomitmen untuk membangun hulu supaya menyediakan bahan baku baja untuk perusahaannya yang sekarang," kata Faisol.
Oleh karena itu, dia berharap dengan terbangunnya salah satu pabrik itu mampu mendorong Indonesia menjadi negara sebagai produsen pipa baja seamless terbesar di Asia Tenggara.
“Jadi kami berharap akan tumbuh lagi perusahaan-perusahaan baru yang bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur pembangunan di Indonesia,” tandasnya.
Sementara itu, CEO PT Artas Energi Petrogas Jose Antonio Reyes mengungkapkan pembangunan pabrik pipa baja seamless di Banten itu memiliki nilai investasi sekitar Rp2,5 triliun.
Dia memerinci pabrik itu memiliki kapasitas produksi mencapai 200.000 ton per tahun untuk Hot Roll Mill dan 100.000 ton per tahun untuk heat treatment.
"Tetapi kembali lagi komitmennya kami tidak berhenti di sini saja, kita pun juga sudah mulai memikirkan untuk bukan hanya hilirisasinya saja tetapi sampai ke hulunya,” kata Jose.
Dia juga mengatakan bahwa pabrik tersebut sebagian besar akan memasok kebutuhan infrastruktur migas dalam negeri.
“Yang terbesar itu memang di sektor migas tetapi seperti yang kami tadi sudah jelaskan, pipa ini bukan hanya untuk migas tetapi buat industrial, buat defense juga bisa digunakan. Jadi banyak sekali penggunaan daripada pipa tersebut,” jelasnya.