Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Amran Targetkan Penghasilan Petani Muda Capai Rp30 Juta per Bulan

Mentan Andi Amran Sulaiman menargetkan generasi petani muda dapat meraup penghasilan hingga Rp30 juta per bulan. Bagaimana caranya?
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (25/10/2023) - BISNIS/Ni Luh Angela.

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan generasi petani muda dapat meraup penghasilan hingga Rp30 juta per bulan, didukung oleh teknologi modern di sektor pertanian.

Amran mengatakan, Kementerian Pertanian (Kementan) telah menyiapkan berbagai upaya untuk mencapai target tersebut, salah satunya melalui program pertanian modern.

“Kami sudah menyiapkan teknologi, pendapatannya milenial nanti Rp10 juta perbulan, yang rajin bisa sampai Rp20-30 juta perbulan bersih, itu target kita,” kata Amran dalam keterangannya, Senin (14/10/2024).

Pendiri Tiran Group itu menyampaikan, program pertanian modern sengaja dikembangkan untuk menarik para generasi muda untuk masuk di sektor pertanian. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi penurunan jumlah petani di Indonesia. 

Menurutnya, kaum milenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian. Saat ini sebanyak 3.000 petani muda telah dilibatkan dalam program tersebut. 

Ke depan, dia mengharapkan dapat merangkul 50.000 generasi milenial maupun generasi Z di seluruh Indonesia untuk masuk ke sektor pertanian. 

“Target kita milenial, mahasiswa ini sejahtera, akan ceritakan ke temannya bahwa bertani itu, hebat, sejahtera, bertani itu menguntungkan. Bertani sekarang adalah pertanian modern. Transformasi pertanian tradisional menuju modern,” pungkasnya. 

Dalam catatan Bisnis, jumlah petani di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Salah satu penyebabnya, yakni upah harian yang cukup rendah yakni sekitar Rp55.503 per hari.

Selain itu, tidak adanya pengembangan karir, penuh risiko, penghasilan yang rendah, tidak dihargai, hingga tidak menjanjikan menjadi penyebab anak muda enggan untuk menggeluti bidang pertanian.

Berdasarkan data World Bank (Bank Dunia), proporsi tenaga kerja nasional untuk sektor pertanian dalam tren penurunan sejak 1976 dan berlanjut hingga 2019. Bank Dunia mencatat, proporsi tenaga kerja di sektor ini hanya sekitar 28,64% di 2019. 

Perencana Ahli Madya di Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas, Zulfriandi, mengatakan, menurunnya jumlah petani tak sejalan dengan kebutuhan pangan yang terus meningkat.

Untuk itu, Zul menyebut bahwa perlu adanya intervensi dari pemerintah agar jumlah petani di Indonesia tidak semakin menurun. “Kalau seandainya pemerintah tidak melakukan intervensi dalam hal ini, untuk petani muda ini, itu [jumlahnya] akan terjun bebas,” ujar Zul dalam diskusi pameran teknologi pangan dan pertanian AFTEA 2024, Kamis (8/8/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper