Bisnis.com, JAKARTA - Riset China-Global South Project (CGSP) mengungkapkan adanya tantangan besar dalam industri nikel Indonesia yang perlu diperhatikan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Editor Asia Tenggara CGSP dan peneliti utama CGSP Antonia Timmerman mengatakan, pemerintahan mendatang akan menghadapi tuntutan besar untuk mengatasi dampak degradasi lingkungan dan risiko geopolitik yang terkait dengan industri tersebut.
Dalam laporan tersebut, Antonia menuturkan, ledakan nikel di Indonesia dibangun dengan landasan yang lemah. Seperti, kebijakan yang cacat, praktik tidak berkelanjutan, serta meningkatnya ketegangan geopolitik. Maka dari itu, CSGP melihat masalah tersebut perlu menjadi perhatian pemerintahan Indonesia yang selanjutnya.
“Salah satu yang kami lakukan dalam proses riset ini adalah memantau laporan media lokal dan nasional seputar proyek nikel di Indonesia, dan kami menemukan bahwa sepertiga proyek nikel di Indonesia diduga atau dituduh melakukan korupsi dalam praktiknya,” kata Antonia dalam keterangannya, Senin (7/10/2024).
Antonia menyampaikan, pihaknya mencatat ada sekitar 90% dari kasus-kasus dugaan korupsi tersebut berasal dari sektor pertambangan nikel.
“Kasus korupsi dan pertambangan ilegal berkaitan erat dengan kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Baca Juga
Adapun, Antonia menyebutkan laporan ini menyajikan pandangan komprehensif mengenai tantangan dan peluang yang dimiliki sektor nikel.
Laporin ini mengacu berdasarkan perangkat data interaktif yang menelusuri kegiatan pertambangan dan pengolahan nikel, investasi asing, serta dampak sosial dan lingkungan dari industri tersebut.
“Proses pembuatan riset ini penuh tantangan, dan membuat kami sadar bahwa pemerintah Indonesia tidak transparan akan data seputar proyek nikel di Indonesia. Permintaan data yang kami lakukan kepada lembaga-lembaga negara terkait selalu ditolak atau diabaikan,” ujar Antonia.