Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taktik Pemilik Uniqlo dan 7-Eleven saat Ekonomi Jepang Lesu, Gencar Ekspansi ke Luar Negeri

Uniqlo berencana membuka sekitar 80 toko per tahun di China untuk mendorong penjualan hingga dua tahun mendatang, agar melebihi penjualan domestik di Jepang.
Pejalan kaki melewati toko Uniqlo di Shanghai, China pada Rabu (14/6/2023). / Bloomberg-Raul Ariano
Pejalan kaki melewati toko Uniqlo di Shanghai, China pada Rabu (14/6/2023). / Bloomberg-Raul Ariano

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan Jepang seperti Fast Retailing Co. yang merupakan pemilik Uniqlo, dan Seven & i Holdings Co seaku operator 7-Eleven mengejar pertumbuhan ke luar negeri seiring dengan melambatnya konsumsi domestik.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (4/10/2024), laporan pendapatan kedua perusahaan dapat menjadi indikator upaya ekspansi ke luar negeri yang dilakukan keduanya. 

Pendapatan operasional operator Seven & i kemungkinan akan mengecewakan karena lemahnya sentimen konsumen. Laporan tersebut akan dibayangi oleh kabar akusisi senilai US$38,7 miliar oleh Alimentation Couche-Tard Inc., yang mungkin memicu restrukturisasi bisnis Seven & i, termasuk pencatatan anak perusahaan atau penjualan aset. 

Seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan, perusahaan saat ini sedang menjajaki rencana penjualan sebagian sahamnya di Seven Bank Ltd.

Sementara itu, Analis Bloomberg Intelligence Catherine Lim dan Trini Tan dalam laporannya menuturkan, pertumbuhan laba operasional setahun penuh Fast Retailing kemungkinan akan sejalan dengan tahun sebelumnya, meningkat sebesar 25%. Menurutnya, hal tersebut dibantu oleh kontribusi dari jaringan Uniqlo di luar negeri

Rencana untuk membuka sekitar 80 toko setiap tahunnya di China dapat mendorong peningkatan tahunan penjualan Uniqlo di wilayah tersebut sebesar 13% selama 2023—2026. Jumlah tersebut melebihi pertumbuhan 3% di pasar domestik.

Laporan tersebut menambahkan, varian pakaian andalan Uniqlo untuk cuaca panas kemungkinan mampu memenuhi permintaan yang tinggi selama musim panas.

Sementara itu, di Korea Selatan, Samsung Electronics Co. harus menjelaskan kesehatan sektor teknologi dan bagaimana kinerjanya dalam bidang kecerdasan buatan. Kinerja optimal Micron Technology Inc. bulan lalu menjadi indikasi baik bagi pendapatan kuartal ketiga Samsung.

Adapun, harga jual rata-rata yang lebih tinggi untuk chip memori yang digunakan dalam aplikasi AI dan model ponsel lipat baru meningkatkan laba dan margin operasionalnya. 

Pemutusan hubungan kerja (PHK) di Samsung juga menjadi fokus perhatian karena ribuan pekerja di Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru berpotensi akan dipecat karena negara tersebut kesulitan bersaing dengan para pesaingnya dalam produk-produk terkait AI. Estimasi Bloomberg menunjukkan, pendapatan bersih triwulanan berpotensi tumbuh 54%, atau laju paling lambat dalam tiga triwulan.

Sementara itu, LG Energy Solution Ltd. masih tertantang oleh lemahnya permintaan dan harga baterai di tengah perlambatan penjualan kendaraan listrik di Eropa dan Amerika.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper