Bisnis.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID siap mendukung peran krusial Indonesia dalam pemenuhan komoditas mineral di era transisi energi global. Terlebih, Indonesia memiliki cadangan mineral penting dengan jumlah besar dan telah sukses membangun ekosistem hilirisasi.
Dalam Gelaran London Metal Exchange (LME) Week 2024 di London, Inggris pada 30 September-4 Oktober 2024, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengambil peran sebagai motor utama dalam mewujudkan transisi energi global di masa depan.
Indonesia mampu menjawab kebutuhan nikel, tembaga, alumunium hingga timah, yang sangat diperlukan dalam membangun ekosistem industri transisi energi, khususnya kendaraan listrik.
“MIND ID tidak hanya mengambil peran sebagai profit taker, tetapi BUMN holding yang proaktif menjadi arsitektur hilirisasi mineral yang mendukung Indonesia global price setter dan significant global supply provider," ujar Hendi, dikutip dari siaran pers, Selasa (1/10/2024).
Hendi menjelaskan, memasuki era transisi energi berbasis elektrifikasi, kebutuhan sejumlah komoditas mineral akan meningkat signifikan. Selain untuk pemenuhan komponen ketenagalistrikan, sumber daya mineral kritis dan mineral strategis dibutuhkan untuk bahan baku kendaraan listrik.
Adapun, kebutuhan mineral kritis dan mineral strategis untuk menyusun komponen kendaraan listrik naik 3-4 kali lipat dibandingkan dengan internal combustion engine (ICE).
Baca Juga
"Tentunya kita harus bisa memformulasi strategi yang tepat. Grup MIND ID berkomitmen penuh dalam memperkuat pengembangan sumber daya dan melaksanakan mandat hilirisasi mineral Indonesia agar ekosistem industrialisasinya bisa dibangun di Indonesia,” kata Hendi.
Lebih lanjut, Hendi menyampaikan, kondsi global saat ini tergolong cukup menantang, terutama dengan kondisi konflik geopolitik yang semakin meluas ke beberapa negara di Eropa Timur dan Timur Tengah.
Di samping itu, ada pula kondisi perang dagang yang membuat produk-produk dari negara China mendapatkan tarif yang lebih tinggi sehingga menggerus daya saing produknya.
Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi suatu hal positif bagi Indonesia yang saat ini telah mampu menjalankan beberapa proyek hilirisasi dan memiliki posisi tawar yang masih cukup baik di pasar global.
“Sebenarnya kita bisa menarik industri yang produknya kena tarif itu pindah ke Indonesia. Mudah-mudahan ke depannya kita menjadi basis industrialisasi. Kebetulan Grup MIND ID sudah menjalankan amanah hilirisasi membuat bahan baku untuk industri, sehingga memudahkan mitra global untuk berkolaborasi,” katanya.