Bisnis.com, JAKARTA - Komite The Fed membocorkan akan melanjutkan penurunan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 poin lagi pada sisa tahun 2024.
Dalam rapat The Fed yang digelar hari ini, Kamis (19/9/2024), bank sentral AS ini memutuskan untuk memangkas FFR sebesar 50 poin dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5% untuk memperkuat ekonomi Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg, Kamis (19/9/2024), The Fed memangkas suku bunga untuk mempertahankan kondisi ekonomi Amerika Serikat menjadi lebih stabil, khusus untuk mencegah penurunan pada sektor tenaga kerja.
"Keputusan The Fed menjadi babak baru bagi Federal. Komite memperkirakan pemotongan setengah poin lagi pada sisa tahun 2024," dikutip dari Bloomberg.
Pemangkasan suku bunga The Fed yakni untuk membuat median inflasi turun menjadi 2,3% dan kondisi pertumbuhan ekonomi menjadi 2% hingga akhir tahun.
Para pejabat The Fed kembali menaikkan proyeksi mereka untuk suku bunga dana federal jangka panjang menjadi 2,9% dari 2,8%.
Baca Juga
Sebelumnya, The Fed pernah menaikkan suku bunga 11 kali, sehingga suku bunga acuannya sempat mencapai level tertinggi dalam dua dekade pada Juli 2023.
Sejak itu, inflasi telah mereda secara signifikan dan — pada 2,5% — mendekati target Fed sebesar 2%. Namun, efek yang dirasakan oleh Amerika Serikat yakni melemahnya pasar tenaga kerja, tetapi tidak ada indikasi yang jelas bahwa ekonomi AS sedang dalam resesi atau di ambang resesi.
AS juga mengalami PHK tetap rendah, konsumen masih berbelanja dan pertumbuhan ekonomi kuat. Namun, ada tanda-tanda ketegangan yang semakin meningkat.
Tabungan berlebih yang membantu mendukung warga Amerika dalam beberapa tahun terakhir telah habis, dan tingkat tunggakan meningkat.
"Semakin banyak orang-orang yang mengalami kehilangan pekerjaan, ini juga telah memicu penurunan belanja dan memperlambat ekonomi," dikutip dari Bloomberg.
Gambaran ekonomi yang tidak jelas telah meningkatkan ketidakpastian dan memicu perpecahan di antara pejabat Fed. Ada pejabat The Fed yang kurang peduli dengan kondisi pasar tenaga kerja, sebab belum mengalami pemburukan.
Sementara itu, pejabat The Fed yang lain khawatir bahwa pemotongan suku bunga terlalu cepat dapat memicu kembali permintaan dan membuat inflasi tetap tinggi.