Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Ungkap Tren 'Ngeri' Rekrutmen Kerja, Pengangguran Bisa Meningkat

Presiden Jokowi mengungkap tren perekrutan tenaga kerja yang berpotensi membuat lapangan kerja semakin sempit.
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-XXII di Solo, Jawa Tengah pada Kamis (19/9/2024). / dok. ISEI
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) ke-XXII di Solo, Jawa Tengah pada Kamis (19/9/2024). / dok. ISEI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku khawatir dengan tren ekonomi serabutan atau ekonomi gig yang tengah berkembang di Tanah Air beberapa waktu ke belakang.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan bahwa mulai banyak perusahaan yang lebih memilih pekerja independen atau pekerja lepas untuk menjalankan roda kinerja mereka untuk mengurangi risiko ketidakpastian global.

“Perusahaan memilih pekerja freelancer, perusahaan memilih kontrak jangka pendek untuk mengurangi risiko ketidakpastian global yang sedang terjadi, ini trennya kita lihat menuju ke sana,” ujar Jokowi saat meresmikan Pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (19/9/2024).

Kepala Negara pun mengatakan bahwa meskipun tren itu membuka kesempatan kerja hingga ke luar negeri, secara tidak disadari juga bakal mengurangi peluang kerja lantaran perusahaan bakal jarang untuk mengontrak pekerja sebagai karyawan tetap.

“Dan yang bekerja itu bisa bekerja di sini bisa bekerja di negara lain sehingga sekali lagi kesempatan kerja semakin sempit dan semakin berkurang,” tuturnya.

Belum lagi, kata Jokowi, peningkatan otomasi di berbagai sektor kerja yang awalnya hanya berlaku untuk mekanik, tetapi semenjak kemunculan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan menghadirkan otomasi analisis, maka juga mengancam dunia kerja. 

"Kalau kita baca pada 2025 pekerjaan yang hilang itu ada 85 juta pekerjaan akan hilang, sebuah jumlah yang tidak kecil. Kami dituntut membuka lapangan kerja, tetapi pada 2025 ada 85 juta pekerjaan akan hilang, karena adanya peningkatan otomasi di berbagai sektor," imbuhnya.

Oleh sebab itu, Presiden Ke-7 RI itu memastikan bahwa pemerintah bakal fokus dalam menjaga pasar kerja di Tanah Air dalam menghadapi keadaan global yang kian tak pasti dan mengalami guncangan ekonomi di banyak sektor.

“Kita harus fokus dalam bekerja mengelola ekonomi kita. Kalau bertanya kepada saya, fokus kemana, kalau saya sekarang maupun ke depan kita harus fokus pada pasar kerja,” ucapnya .

Menurutnya, ke depan akan makin sedikit peluang kerja yang hadir, tetapi berbanding terbalik dengan tingkat tenaga kerja yang butuh untuk terserap sehingga pemerintah.

Ke depan, kata Jokowi, apabila pemerintah tak fokus terhadap pasar kerja maka ada potensi meningkatkan tingkat pengangguran lantaran sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan lapangan pekerjaan.

Oleh sebab itu, Jokowi mengaku tak ingin terlalu fokus melihat situasi global, tetapi membenahi urusan dalam negara sebelum menyelesaikan masa pemerintahannya pada 20 Oktober 2024 mendatang.

To few jobs for to many people. Ini yang harus kita hindari sehingga menurut saya jangan sampai kita terlalu larut dengan situasi global meski kita ikuti, jangan terlalu kita terlalu terbawa oleh skenario ekonomi global meski kita harus selalu melihat angka dan mengkalkulasi dengan perhitungan yang cermat,” pungkas Jokowi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper