Bisnis.com, JAKARTA -- DigitalBridge Group Inc., perusahaan infrastruktur digital yang berbasis di Amerika Serikat, dikabarkan tengah mempertimbangkan berbagai opsi strategis terkait EdgePoint Infrastructure, unit bisnis mereka di Asia Tenggara. Perusahaan ini adalah pemegang saham di balik PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) untuk pasar Indonesia.
Berdasarkan sumber Bloomberg yang dirilis Minggu (15/9/2024), opsi yang sedang dipertimbangkan yakni kemungkinan penjualan sebagian atau keseluruhan EdgePoint.
Menurut sumber tersebut, DigitalBridge saat ini sedang bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk melakukan kajian strategis yang bisa menghasilkan transaksi penjualan EdgePoint. Perusahaan diperkirakan mengincar valuasi hingga US$4 miliar (sekitar Rp61,64 triliun) untuk aset bisnis menara telekomunikasi ini.
Meski demikian, penjualan EdgePoint Infrastructure masih dalam tahap awal pertimbangan. Menurut sumber, DigitalBridge belum membuat keputusan akhir dan masih mungkin untuk membatalkan kesepakatan.
Perwakilan DigitalBridge dan EdgePoint menolak memberikan komentar terkait isu ini.
EdgePoint Infrastructure didirikan pada tahun 2020 dan bermarkas di Singapura, dengan operasi di Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Unit bisnisnya, Centratama Group (CENT), mengoperasikan lebih dari 10.000 lokasi menara telekomunikasi di Indonesia, sementara EdgePoint Towers di Malaysia mengelola lebih dari 1.500 lokasi, dan EdgePoint Philippines memiliki lebih dari 2.800 lokasi. Perusahaan ini juga didukung oleh Abu Dhabi Investment Authority.
Baca Juga
Hingga akhir Juni 2024, DigitalBridge mengelola aset infrastruktur digital senilai US$84 miliar, termasuk pusat data, menara seluler, dan jaringan fiber. Berdasarkan laporan kuartal kedua, perusahaan yang berkantor pusat di Boca Raton, Florida, mencatat laba bersih sebesar US$77 juta dari total pendapatan US$390 juta. Saham DigitalBridge telah mengalami penurunan sebesar 21% sepanjang tahun ini, dengan nilai pasar perusahaan sekitar US$2,4 miliar.
Sementara itu, tren global saat ini menunjukkan investor semakin tertarik pada aset infrastruktur digital, mengingat pertumbuhan permintaan teknologi yang pesat dan keuntungan yang stabil dari sektor ini. Pekan lalu, Blackstone Inc., perusahaan investasi terkemuka, setuju untuk mengakuisisi operator pusat data Australia, AirTrunk, dalam kesepakatan senilai 24 miliar dolas Australia (US$16,1 miliar), termasuk utang dan belanja modal untuk proyek-proyek yang telah dikomitmenkan.