Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Pede Dampak Perubahan Iklim Bakal Teratasi Lewat Pendanaan GBFA

Luhut meyakini kebutuhan pembiayaan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dapat diatasi melalui terobosan GBFA atau Aliansi Keuangan Campuran Global
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) disaksikan Singapore Minister for Manpower and Second Minister for Trade & Infra Tan See Leng memberikan paparan pada saat sesi diskusi pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024)/Bisnis-Himawan L Nugraha
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kanan) disaksikan Singapore Minister for Manpower and Second Minister for Trade & Infra Tan See Leng memberikan paparan pada saat sesi diskusi pada acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (5/9/2024)/Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) kebutuhan pembiayaan untuk mengatasi dampak perubahan iklim dapat diatasi melalui terobosan Global Blended Finance Alliance (GBFA) atau Aliansi Keuangan Campuran Global. 

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan langkah antisipasi perubahan iklim membutuhkan investasi keuangan yang besar, sistem pendanaan inovatif, dan komitmen dari berbagai pihak mencakup pemerintah, swasta dan masyarakat. 

"Saya sungguh-sungguh yakin bahwa Global Blended Finance Alliance [GBFA] yang digagas Pemerintah Indonesia bersama delapan calon anggota pendiri berperan sebagai alat strategis untuk menjembatani kesenjangan pembiayaan dalam aksi iklim dan mencapai target SDGs," kata Luhut di sesi tematik Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, Jumat (6/9/2024). 

Dia menerangkan, lembaga GBFA dapat menjadi kunci nyata untuk kebutuhan implementasi transisi energi, aksi iklim hingga mengejar target tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Luhut optimistis dengan kolaborasi GBFA lantaran didukung deklarasi Kerangka Kerja Keuangan Iklim Global untuk memobilisasi keuangan iklim bagi negara-negara berkembang dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP28 Dubai tahun lalu. 

Dalam hal ini, sistem keuangan campuran atau Blended Finance pun telah disetujui untuk membuka modal swasta dalam rangka meningkatkan tindakan iklim.  

"Komitmen ini sejalan dengan inisiatif GBFA dan kami akan membawanya di COP 29 Baku untuk pengembangan lebih lanjut proyek-proyek konkret dan menarik anggota potensial baru," jelasnya. 

Luhut menerangkan, GBFA yang diinisiasi oleh Indonesia pada G20 2022 lalu memiliki visi menjadi Organisasi Internasional untuk membantu negara-negara berkembang. 

Investor dapat mendanai dalam pengembangan platforum negara yang mencakup proyek-proyek pembangunan terkait SDGs dan aksi iklim. Luhut menambahkan bahwa GBFA juga akan mendukung South-South Collaboration untuk mencapai SDGs dan transisi iklim. 

"Kolaborasi dengan knowledge partner yang strategis sangatlah penting akan mendukung dengan merancang program GBFA, membantu mobilisasi dana, dan memajukan kegiatan serta misinya," jelasnya. 

Sebagai informasi, GBFA memiliki sejumlah negara anggota pendiri yaitu UEA, Fiji, Perancis, Sri Lanka, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Luksemburg, dan Kanada. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper