Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Febriany Eddy menyampaikan bahwa proyek smelter nikel high pressure acid leach (HPAL), di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan ditargetkan bakal rampung pada 2026.
Hal ini disampaikannya usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta bersama dengan Chairman Vale Base Metal Global Mark Cutifani dan Chief Sustainable and Corp Affair Vale Base Metal Emily Olson, Kamis (5/9/2024).
“Kan itu pabrik HPAL akan dibangun pabrik HPAL, sekarang progressing target kami selesai 2026 dan lancar semuanya. Ini suatu model unik karena ada automaker dari downstream masuk ke upstream, kita upstream masuk ke downstream,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pihaknya bakal secara bersama-sama membangun rantai pasok hilirisasi nikel tersebut.
Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa perusahaan mau berjalan maju dan progresif dengan hal ini. Mengingat, pemerintah menitikberatkan agar indonesia memanfaatkan sumber daya nikel untuk ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).
Namun, saat dikonfirmasi mengenai pabrikan mobil dari negara mana yang bakal masuk ke HPAL Sorowako, Febriany irit bicara dan mengaku semua proses sedang dalam diskusi.
Baca Juga
“Tunggu tanggal mainnya. Sedang dalam diskusi semua,” pungkas Febriany.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. tengah mencari mitra internasional anyar untuk bergabung dalam proyek Sorowako HPAL.
Sebelumnya, Febriany mengatakan, rencananya proyek Sorowako HPAL bakal dikerjakan bersama dengan tiga perusahaan yang tergabung ke dalam usaha patungan di sisi midstream.
“Saat ini baru dua party, Huayou dan Vale. Dari diskusi yang ada, Huayou yang akan menarik partner ketiga,” kata Febriany saat Pubex Live 2024, Senin (26/8/2024).
Berdasarkan data dari Kementerian Investasi, mitra yang kemungkinan akan ditarik menyasar pada sejumlah pabrikan manufaktur non-china seperti POSCO, LG Chem, Ford dan VW.
Adapun, smelter HPAL dirancang Vale Indonesia dengan memliki kapasitas produksi 60.000 ton nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP). Proyek bernilai investasi Rp30 triliun berupa pabrik dan tambang itu mulai konstruksi pada akhir 2023 untuk proyek hilirisasi lebih lanjut hingga prekursor. Dalam proyek ini INCO hanya memegang saham minoritas sebesar 30%.
“Sejauh ini banyak pabrikan mobil juga sudah tertarik tapi belum mengkerucut, setelah ada informasi lebih baik kami akan update lagi ke pasar,” kata Febriany.
Sampai paruh pertama 2024, INCO menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai US$118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun (asumsi kurs Rp15.919 per dolar AS) sepanjang semester I/2024.
Rencananya, belanja untuk capex sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar US$380 juta atau sekitar Rp6,04 triliun untuk pengembangan tambang dan kelanjutan proyek smelter.