Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Sekadar Stimulus Fiskal-Moneter Tak Bisa Genjot Pertumbuhan Ekonomi

Tanpa reformasi kebijakan yang struktural, Indonesia dinilai tidak akan bisa mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti Raker Banggar dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (8/7/2024). / dok Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti Raker Banggar dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia, Senin (8/7/2024). / dok Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perekonomian Indonesia tidak akan bisa tumbuh di atas 5% apabila hanya andalkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter.

Sri Mulyani menjelaskan, harus ada transformasi kebijakan struktural perekonomian berdasarkan daya saing dan produktivitas apabila pertumbuhan ekonomi ingin digenjot di atas 5%.

"Kalau ingin mencapai di atas 5% maka instrumennya adalah bukan pada stimulus menggunakan baik fiskal-moneter tetapi harus melalui kebijakan struktural dan productivity [produktivitas]," jelas Sri Mulyani dalam raker dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2024).

Oleh sebab itu, sambungnya, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi seperti menjaga produksi rumah tangga dan investasi melalui instrumen fiskal.

Selain itu, belanja pemerintah juga akan dikucurkan untuk memperbaiki struktur perekonomian dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia melalui makan bergizi gratis, belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja hingga jaringan pengaman sosial.

"Dari sisi ekspor, selain competitiveness [daya saing], kita juga memposisikan Indonesia di dalam global value chains [rantai nilai global] melalui kebijakan hilirisasi," lanjut Sri Mulyani.

Bendahara Negara tersebut menjelaskan, semua strategi tersebut untuk menjaga pertumbuhan domestik sekaligus memperkuat struktur ekonomi agar terus bertransformasi berdasarkan daya saing dan produktivitas. Menurutnya, daya saing dan produktivitas dapat dilihat berdasarkan sumber daya manusia, infrastruktur, kebijakan yang baik, dan efisiensinya.

"Ini semuanya yang harus diperbaiki melalui reformasi pendidikan, kesehatan, jaring pengaman, dan pembangunan infrastruktur serta kebijakan investasi perdagangan," tutup Sri Mulyani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper