Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, perekonomian Indonesia tidak akan bisa tumbuh di atas 5% apabila hanya andalkan kebijakan stimulus fiskal dan moneter.
Sri Mulyani menjelaskan, harus ada transformasi kebijakan struktural perekonomian berdasarkan daya saing dan produktivitas apabila pertumbuhan ekonomi ingin digenjot di atas 5%.
"Kalau ingin mencapai di atas 5% maka instrumennya adalah bukan pada stimulus menggunakan baik fiskal-moneter tetapi harus melalui kebijakan struktural dan productivity [produktivitas]," jelas Sri Mulyani dalam raker dengan Komisi XI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/7/2024).
Oleh sebab itu, sambungnya, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi seperti menjaga produksi rumah tangga dan investasi melalui instrumen fiskal.
Selain itu, belanja pemerintah juga akan dikucurkan untuk memperbaiki struktur perekonomian dengan memperbaiki kualitas sumber daya manusia melalui makan bergizi gratis, belanja pendidikan, belanja kesehatan, belanja hingga jaringan pengaman sosial.
"Dari sisi ekspor, selain competitiveness [daya saing], kita juga memposisikan Indonesia di dalam global value chains [rantai nilai global] melalui kebijakan hilirisasi," lanjut Sri Mulyani.
Baca Juga
Bendahara Negara tersebut menjelaskan, semua strategi tersebut untuk menjaga pertumbuhan domestik sekaligus memperkuat struktur ekonomi agar terus bertransformasi berdasarkan daya saing dan produktivitas. Menurutnya, daya saing dan produktivitas dapat dilihat berdasarkan sumber daya manusia, infrastruktur, kebijakan yang baik, dan efisiensinya.
"Ini semuanya yang harus diperbaiki melalui reformasi pendidikan, kesehatan, jaring pengaman, dan pembangunan infrastruktur serta kebijakan investasi perdagangan," tutup Sri Mulyani.