Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cuan Madu Lebah Alam dari Berkah Melestarikan Hutan Simalungun

Bersama anggota kelompoknya, Slamat memulai upaya budi daya lebah madu dengan menanam berbagai jenis tanaman yang disukai lebah seperti Kaliandra.
Kelompok pembudidaya lebah madu Takoma digerakkan oleh Slamat Suryadi.
Kelompok pembudidaya lebah madu Takoma digerakkan oleh Slamat Suryadi.

Bisnis.com, SUMUT - Berawal dari keprihatinan akan lenyapnya lebah madu di pohon dan kebun kopi sekitaran Pematang Sidamanik, penangkaran lebah madu Takoma terbentuk hingga saat ini menjadi salah satu lokasi agrowisata di Kabupaten Simalungun Sumatra Utara.

Kelompok pembudidaya lebah madu Takoma digerakkan oleh Slamat Suryadi. Slamat bersama 18 orang anggota lain memanfaatkan kawasan hutan sekitar Pematang Sidamanik yang memang menjadi pusat lebah madu jenis Apis cerana sp untuk membiakkan kembali koloni tersebut.

Slamat mengatakan, dulunya kawasan tersebut dipenuhi kawanan lebah yang bertengger di pepohonan. Namun, semakin hari populasi lebah madu tersebut semakin berkurang.

“Dari peninjauan kami, ada dua sebab hilangnya lebah-lebah itu. Pertama, proses panen madu yang tidak lestari yakni dengan cara membakar lebah-lebah tersebut, kedua, penggunaan pestisida kimia,” kata Slamat beberapa waktu lalu.

Bersama anggota kelompoknya, Slamat memulai upaya budi daya lebah madu dengan menanam berbagai jenis tanaman yang disukai lebah seperti Kaliandra dan Dombeya Cayeuxii di sepanjang aliran sungai Desa Sait Buttu Saribu.

Walhasil, upaya itu sukses mengembalikan dengung lebah ke kawasan tersebut serta menjadi sumber ekonomi baru masyarakat. Takoma tak hanya menjual madu yang merupakan produk umum dari lebah, namun juga bibit lebah hingga produk hilir lain seperti terapi sengat (serum) lebah. 

Slamat menuturkan, Takoma memiliki sekitar 400 kotak penangkaran lebah yang tersebar kurang lebih 4 kilometer di sepanjang aliran sungai. Ada dua jenis lebah yang ditangkarkan Takoma, yakni Trigona atau lebah tanpa sengat dan Apis cerana atau lebah bersengat.

Dari 400 kotak lebah yang dimiliki, kelompok ini mampu panen rata-rata 400 liter madu per bulan, bahkan bisa mencapai 650 liter madu pada puncak produksi.

Dikatakan Slamat, dulu mereka sempat memiliki 800 kotak penangkaran lebah. Namun ternyata, kata dia, banyaknya kotak produksi tak menjamin hasil madu yang optimal sehingga pemangkasan dilakukan.

Panenan madu Takoma dicari pembeli dari berbagai daerah. Aceh, Riau, Sumatra Barat, hingga Jakarta dan sekitarnya disebut Slamat menjadi daerah dengan permintaan madu Takoma terbanyak.

Harga jual madu Takoma bervariasi, mulai Rp180.000 per liter untuk jenis dari Apis cerana, serta Rp450.000 per liter untuk madu propolis.

Kendati, Slamat mengungkap omzet terbesar Takoma sejauh ini justru tak berasal dari madu, melainkan proyek pengadaan bibit lebah madu. Tahun 2023 lalu, kelompok ini mampu menyelesaikan proyek pengadaan 1.400 setup lebah Apis cerana.

Agrowisata Takoma kini juga menjadi magnet baru bagi wisatawan ke Simalungun. Setiap bulan, kata Slamat, usaha yang dirintis sejak tahun 2017 lalu ini rutin mendapat kunjungan dari pelajar sekolah, rata-rata 30-50 orang.

“Kami memang menyediakan paket kunjungan ke penangkaran lebah dengan harga mulai Rp15.000 hingga Rp50.000 per orang,” ujar Slamat. 

Dia mengakui pengembangan Takoma tak lepas dari bantuan berbagai pihak, salah satunya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (KPw BI Sumut).

Slamat menyebut bantuan BI untuk Takoma mulai dari bibit lebah, pembangunan sarana prasarana, hingga pelatihan untuk mengembangkan sisi komersial Takoma.

BI juga disebutnya tak henti mendampingi pengembangan Takoma, termasuk Desa Wisata Sait Buttu Saribu.

“Kami bertemu BI di pameran Imlek Fair 2016 Pematangsiantar. Awalnya kami diajak untuk mengembangkan talas. Tapi saya usul mengembangkan madunya saja. Madu bisa menggendong talas, tapi talas belum tentu bisa menggendong madu,” kata Slamat.

Kolaborasi Takoma dengan BI dimulai masa pandemi. Takoma ‘ditantang’ untuk menyediakan madu untuk untuk bantuan COVID-19. Ajakan tersebut dijawab Slamat dan rekan-rekannya dengan mampu menyiapkan 600 botol madu kemasan 250 ml.

Slamat mengungkapkan, pendampingan yang dilakukan KPw BI Sumut menjadi bekal utama bagi komunitas mereka untuk bertumbuh.

“Sebetulnya pendampingan itu yang lebih dibutuhkan UMKM. Banyak peralatan UMKM ini yang mandeg karena hanya sekadar dikasih. Padahal, pendampingan paling penting,” pungkasnya. (K68)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper