Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsensus Ekonom Yakin BI Tahan Suku Bunga 6,25%, Ini Alasannya

Konsensus ekonom Bloomberg meyakini Gubernur Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate 6,25%.
Ilustrasi suku bunga perbankan. Dok Freepik
Ilustrasi suku bunga perbankan. Dok Freepik

“Kami perkirakan kalau rilis data ekonomi AS terus melemah khususnya tenaga kerja dan inflasi, ini semakin mendukung BI untuk bisa cut rate di kuartal IV/2024 karena kita masih akan menyongsong transisi kepemimpinan di Oktober dan Pilkada,” tuturnya. 

Terlebih, perkembangan ekonomi dan kebijakan Bank of Japan cukup perlu diperhatikan terkait implikasinya pada pergerakan rupiah yang pada akhirnya juga turut mempengaruhi kebijakan BI. 

Risiko Suku Bunga BI Turun

Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI Teuku Riefky menilai penurunan suku bunga yang terlalu cepat dapat meningkatkan volatilitas rupiah dan berpotensi melemahkan rupiah karena dapat memicu arus modal keluar.

Tercatat, inflasi umum melambat menjadi 2,13% (yoy) pada Juli 2024, turun dari 2,51% pada Juni 2024, didorong oleh penurunan harga pangan pascapanen dan permintaan yang lebih rendah setelah Iduladha.

Inflasi inti naik tipis menjadi 1,95% (yoy) pada Juli 2024, didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan, kopi, dan pendidikan.

Pada saat yang sama, rupiah telah terapresiasi sebesar 3,80% menjadi Rp15.675 per dolar AS sepanjang 30 Juli dan 14 Agustus, didukung oleh arus modal masuk di tengah ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Untuk menjaga perbedaan suku bunga dan menstabilkan mata uang, Bank Indonesia perlu menyelaraskan momentum penurunan suku bunga dengan pelonggaran moneter the Fed. 

“Oleh karena itu, BI perlu menahan suku bunga acuannya di 6,25% rapat dewan gubernur bulan Agustus ini,” jelasnya.

Senada, Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai jika BI buru-buru melakukan penurunan BI Rate, justru hanya akan memicu inflasi untuk kembali melonjak.

Menurutnya, kondisi ini akan menjadi lubang jebakan bagi para gubernur bank sentral dalam kesalahan langkah kebijakan yang pada akhirnya memaksa perubahan kebijakan menjadi hawkish.

“Jika The Fed menurunkan suku bunga dan harga minyak naik lagi, apa yang akan terjadi pada Pertamax dan Pertalite? Pelonggaran kebijakan dari The Fed [atau BI] mungkin hanya akan memicu kembali tekanan inflasi,” ungkapnya. 

Meski ruang pemangkasan telah terbuka, BI akan diumumkan keputusannya pada siang hari ini, Rabu (21/8/2024) mulai pukul 14.00 WIB.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper