Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antara Dukungan Elon Musk, Tesla, dan Sikap Anti-EV Donald Trump

Dukungan Elon Musk kepada Donald Trump dalam Pilpres AS memang cukup mengejutkan, mengingat keduanya bertentangan dalam pandangan terhadap kendaraan listrik.
Elon Musk/twitter
Elon Musk/twitter

Bisnis.com, JAKARTA – Dukungan orang terkaya di dunia, Elon Musk, yang juga orang paling berpengaruh dalam industri kendaraan listrik (EV) dengan Tesla-nya, kepada calon Presiden AS dari partai Republik Donald Trump memang cukup mengejutkan.

Bukan tanpa alasan, ini mengingat Trump terkenal skeptis dan anti terhadap kendaraan listrik. Tak hanya itu, pada 2022, Elon Musk mengatakan bahwa ia tidak akan mendukung Trump dan meminta Partai Republik untuk beralih ke generasi pemimpin baru.

Namun dalam dialong langsung antara Trump dan Elon Musk yang disiarkan di X (Twitter), mantan presiden AS tersebut membujuk para follower CEO Tesla Inc. tersebut untuk memilihnya dalam Pilpres November mendatang.

Di sisi lain, Musk juga memberikan pesan yang lebih halus untuk para pendukung Trump agar berhenti menjelek-jelekkan mobil listrik.

Dalam dialog tersebut, Musk mengatakan bahwa dunia harus bergerak menuju energi yang berkelanjutan dan mobil bertenaga baterai dapat menjadi bagian dari masa depan tanpa mengharuskan orang untuk melepaskan hal-hal yang mereka sukai.

"Ketika Anda melihat mobil kami, kami tidak percaya bahwa environmentalisme, kepedulian terhadap lingkungan, harus berarti Anda harus menderita. Jadi kami memastikan bahwa mobil-mobil kami indah jika dikendarai dengan baik, cepat, dan seksi," ungkap Musk seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/8/2024).

Pidato Musk kepada para pendukung Trump ini diutarakan ketika penjualan dan produksi Tesla merosot dalam beberapa kuartal terakhir. Produsen mobil listrik AS in imengatakan bahwa pertumbuhan volumenya akan jauh lebih rendah pada tahun 2024.

Dukungan Elon Musk kepada Trump juga berbanding terbalik dengan adopsi kendaraan listrik oleh para politikus partisan. Penjualan Tesla tercatat tertinggal di kubu Partai Republik dibandingkan dengan Partai Demokrat.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Trump mulai memuji Tesla. Pada Senin, Trump mengatakan bahwa Elon Musk membuat produk yang luar biasa.

Selain menyingkirkan politik dari diskusi seputar mobil listrik, Musk juga mengatakan bahwa ia tidak menjelek-jelekkan industri minyak dan gas. Menurutnya, ekonomi global masih membutuhkan bahan bakar fosil atau jika tidak, ekonomi global akan runtuh.

"Saya rasa kita tidak perlu menjelek-jelekkan orang lain, tetapi saya rasa kita hanya perlu, secara umum, condong ke arah keberlanjutan," kata Musk.

Bertentangan

Sebelumnya, Trump dalam kampanyenya berjanji akan terus meningkatkan pengeboran minyak, mengakhiri mandat kendaraan listrik, dan mengurangi subsidi mobil listrik.

Subsidi ini sangat penting bagi Tesla untuk menjadi produsen kendaraan listrik yang dominan di Amerika.

Begitu pentingnya pinjaman pemerintah, keringanan pajak, dan kebijakan kendaraan listrik lainnya bagi pertumbuhan cepat Tesla, sehingga terlepas dari dukungan bertahap Musk terhadap Trump dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini terus melobi pemerintah AS dan negara bagian untuk mendapatkan subsidi yang diperjuangkan oleh Partai Demokrat ini.

Pada bulan Februari, misalnya, Tesla dalam sebuah pengajuan ke Badan Perlindungan Lingkungan AS, atau EPA, mendesak pemerintahan Biden untuk mengizinkan California menerapkan aturan emisi kendaraan yang lebih ketat daripada negara bagian lainnya. Padahal, usulan ini ditentang Trump.

Beberapa bulan sebelumnya, dalam pengajuan sebelumnya ke badan tersebut, Tesla melobi pemerintah untuk meloloskan aturan ”mandat EV’, yang akan melarang produksi sebagian besar mobil bensin baru pada tahun 2035. Kebijakan ini juga dikritik oleh Trump dan pihak-pihak lain di Partai Republik.

"Elon cenderung mengatakan bahwa dia memusuhi subsidi, sementara Tesla melahapnya [subsidi] seperti Godzilla yang kelaparan," kata Mike Murphy, analis dari Partai Republik yang mengelola EV Politics Project, seperti dikutip Reuters.

Orang-orang yang akrab dengan manajemen Musk di Tesla mengatakan kepada Reuters bahwa pendekatannya terhadap subsidi bersifat pragmatis, yaitu kesediaan untuk menerima uang publik jika memang diperlukan.

Sementara itu, kesediaan Musk untuk mengabaikan penentangan langsung dari Partai Republik terhadap industri mobil listrik menandakan fokus yang lebih luas pada tujuan yang mungkin tidak sesuai dengan kepentingan langsung bisnisnya.

Profesor manajemen Universitas Lehigh Andrew Ward mengatakan Tesla bukanlah tujuan akhir bagi Elon Musk mengingat milyader ini juga fokus di berbagai sektor mulai dari kecerdasan buatan, eksplorasi ruang angkasa, hingga ilmu saraf.

”Musk dapat mengorbankan beberapa kepentingan jangka pendeknya di Tesla jika hal itu dapat memenuhi kepentingan jangka panjang ambisinya,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper