Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan capai 5,1% hingga 5,2% pada 2024 merupakan sebuah prestasi luar biasa.
Febrio menjelaskan, pertumbuhan ekonomi ada di angka 5,11% pada kuartal I/2024 dan 5,05% pada kuartal II/2024. Oleh sebab itu, pemerintah meyakini masih ada peluang mencapai pertumbuhan 5,1-5,2% pada tahun ini.
Menurutnya, perekonomian negara yang cenderung masih bisa stabil di tengah ketidakpastian global harus diapresiasi. Dia mengatakan banyak negara pertumbuhan ekonominya di bawah Indonesia.
"Dibandingkan dengan situasi yang kita hadapi, dan banyak negara yang mengalami kesulitan, pertumbuhan kita di 5,1% sampai 5,2% itu prestasi yang luar biasa," kata Febrio di Kantor Kemenkeu, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2024).
Dia meyakini, kestabilan ekonomi pada akhir masa jabatan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi aset kuat untuk pemerintah presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto.
"Kalau kita bisa pertahanan dengan baik, ini tentu akan menjadi modal bagi kita," jelasnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Febrio menjelaskan bahwa pemerintah meyakini kebijakan insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian rumah masih akan menggenjot pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV/2024.
Dia mengungkap, pemerintah telah melakukan evaluasi atas kebijakan insentif PPN DTP tersebut yang dimulai pada kuartal IV/2023. Hasilnya, investasi didominasi oleh sektor konstruksi yang mencapai 70-75%.
"Sehingga kalau banyak konstruksi, pembangunan rumah, kantor, jembatan, dan sebagainya itu terlihat di dalam performance investasi kita. Makanya kalau kita lihat nanti sampai akhir tahun, kita harapkan sisi konstruksi, kalau kita lihat dari sektornya itu, tumbuhnya cukup tinggi juga," ungkapnya.
Febrio mengungkap, 50% insentif PPN DTP masih akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa ekonomi Indonesia relatif melambat apabila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya atau kuartal I/2024, yang mencapai 5,11%.
Meski tumbuh di atas 5%, nyatanya angka pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih rendah dari sejumlah negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam yang masing-masing tumbuh 5,8% dan 6,93% .
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi 5,05%, meski lebih rendah secara tahunan dan kuartalan, lebih baik daripada pertumbuhan ekonomi negara-negara maju seperti China dan Singapura yang lebih rendah.
"Ini dibandingkan dengan China kita masih lebih tinggi, China 4,7%; sedangkan Singapura sendiri 2,9%; Korea Selatan 2,3%; dan juga terkait dengan Meksiko kira-kira 2,24%," jelas Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (5/8/2024).