Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan dan bank di China sebagian besar tidak terdampak akibat gangguan Microsoft Windows yang terjadi pada Jumat (19/7/2024). Kondisi ini berbeda dengan situasi di negara lain yang mengalami pemadaman massal setelah pembaruan dari perusahaan keamanan siber CrowdStrike, termasuk Indonesia.
Mengutip The Economic Times, Sabtu (20/7/2024), bandara Beijing dan maskapai penerbangan China menyatakan bahwa sistem operasi mereka tidak terpengaruh oleh pemadaman IT. Maskapai utama China seperti Hainan Airlines, Air China, China Southern Airlines, dan Bandara Internasional Ibu Kota Beijing (PEK) mengungkapkan bahwa mereka tidak mengalami hambatan akibat kesalahan IT global. Hal ini karena China menggunakan sistem yang berbeda, sesuai laporan dari media pemerintah China CGTN.
Melansir dari South China Morning Post, pada pukul 18.00 waktu setempat, tidak ada laporan kerusakan infrastruktur di daratan China. Bandara internasional di Beijing dan Shanghai beroperasi normal.
Gangguan Windows yang mengakibatkan layar biru di komputer menjadi topik hangat di platform media sosial China seperti Weibo, karena banyak kantor bisnis asing di seluruh negeri terpengaruh.
Seorang staf perusahaan asing di Shanghai mengatakan kantornya mulai mengalami kerusakan Windows pada Jumat sore, memengaruhi hampir semua orang. Pekerjaan akuntansi karyawan pun tertunda, membuat laporan keuangan bulan ini terlambat.
Sementara itu, di Xiaohongshu, platform media sosial seperti Instagram, beberapa pengguna mengeluhkan kesulitan memeriksa hotel waralaba internasional seperti Sheraton, Marriott, dan Hyatt di kota-kota China. Meskipun begitu, layanan publik Tiongkok sebagian besar tidak terpengaruh, dan situs web serta saluran media sosial Microsoft Tiongkok tidak mengeluarkan pemberitahuan darurat apa pun.
Baca Juga
Dalam beberapa tahun terakhir, China telah mengganti perangkat keras dan sistem asing dengan yang domestik di berbagai departemen pemerintah dan operator infrastruktur utama. Dampak minimal dari pemadaman Microsoft di China membuktikan kemajuan negara tersebut dalam mencapai sistem komputasi yang "aman dan dapat dikontrol," menurut seorang pegawai pemerintah Cina.
Sebelumnya, pengguna Windows 10 di seluruh dunia menghadapi pemadaman besar-besaran karena pembaruan CrowdStrike, yang menyebabkan PC terjebak di layar pemulihan dan hanya menampilkan layar biru. Laporan menunjukkan bahwa masalah terbaru ini menyebabkan pemadaman besar-besaran di bandara, perusahaan, bank, dan kantor pemerintah di seluruh dunia.
Juru Bicara Microsoft menyatakan bahwa pihaknya mengetahui isu yang memengaruhi perangkat Windows pasca pembaruan dari platform perangkat lunak pihak ketiga dan berharap segera menyelesaikannya.
CrowdStrike memastikan bahwa gangguan sistem operasi Microsoft Windows di berbagai negara bukan disebabkan oleh serangan siber. Presiden & CEO CrowdStrike, George Kurtz, menyampaikan bahwa masalah telah diidentifikasi, diisolasi, dan perbaikan telah diterapkan. Host Mac dan Linux tidak terpengaruh, dan CrowdStrike merujuk pengguna ke portal dukungan untuk pembaruan terbaru.