Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ibu Kota Pindah ke IKN, Pengusaha: Okupansi Hotel Terancam Anjlok 50%

Pengusaha yang tergabung dalam PHRI menyebut okupansi hotel di Jakarta terancam anjlok hinga 50% jika ibu kota pindah ke IKN.
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Suasana pembangunan Sumbu Kebangsaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (22/9/2023). Presiden Joko Widodo menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai sekitar 40 persen. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jakarta menyebut bahwa okupansi atau tingkat hunian hotel di provinsi Daerah Khusus Jakarta berisiko turun hingga 50% jika pemerintahan resmi dipindahkan ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Ketua Badan Pimpinan Daerah PHRI DKI Jakarta Sutrisno Iwantono memperkirakan, tingkat okupansi hotel berpotensi turun sebesar 50% dibandingkan kondisi normal. Pasalnya, semua kegiatan bisnis dan pemerintahan akan berpindah ke IKN.

“Kalau sampai betul-betul pindah semuanya, pemerintahan pindah segala macam pindah itu bisa sampai 50% [dibandingkan kondisi normal],” kata Sutrisno, Rabu (10/7/2024).

Saat ini, Sutrisno menyebut bahwa tingkat okupansi hotel di wilayah Jakarta belum mengalami perubahan signifikan mengingat hingga saat ini belum ada tanda-tanda perpindahan pemerintahan ke IKN.

Namun, pihaknya sudah mulai mempersiapkan diri jika nantinya ibukota resmi dipindahkan ke IKN. Sutrisno mengatakan, masing-masing hotel telah memiliki cara untuk dapat mempertahankan bisnisnya di Jakarta.

Misalnya, kata dia, dengan mempertahankan loyalitas konsumen di bidang pemasaran. Sutrisno menuturkan, pemasaran hotel diarahkan untuk lebih proaktif menjemput bola dan menyongsong berbagai macam kantong-kantong konsumen.

Selain itu, memperbaiki manajemen internal agar hotel lebih menarik dengan pelayanan yang lebih bagus dan harga yang bersaing.

“Jadi masing-masing anggota punya cara yang berbeda-beda satu sama lain untuk bisa tetap eksis,” ujarnya.

Di sisi lain, PHRI Jakarta juga telah melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi Jakarta. Hal ini dilakukan agar industri perhotelan juga dapat mengetahui bagaimana pemprov mendefinisikan Jakarta usai tak lagi menyandang status sebagai ibukota.

Menurutnya, status Jakarta harus dirumuskan sebaik-baiknya. Pasalnya, hal ini juga akan berpengaruh terhadap industri perhotelan di wilayah tersebut.

Dia mencontohkan, jika nantinya Jakarta akan menjadi kota industri maka masa depan bisnis perhotelan akan tergantung dari kegiatan ekonomi yang akan dikembangkan di wilayah ini.

“Kegiatannya perdagangan, ya orang datang kesini karena berdagang, karena harus berdagang, maka dia nginap di hotel,” jelasnya.

Lebih lanjut dia menyampaikan, pemerintah saat ini berencana menjadikan Jakarta sebagai kota global. Jika benar demikian, kata dia, pemerintah harus menjadikan kawasan ini sebagai tempat headquarter atau kantor pusat dari perusahaan-perusahaan global.

Dia menilai, akan sulit menjadikan Jakarta sebagai kota global jika tidak ada kegiatan yang bersifat global.

“Tetapi kalau di Jakarta tidak ada kegiatan yang sifatnya global, maka sulit juga menjadikan Jakarta sebagai kota global,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper