Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik untuk Pejuang KPR! BI Rate Bisa Turun pada Kuartal IV/2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan suku bunga acuan atau BI rate bisa turun pada kuartal IV/2024.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo  memenuhi panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel di Istana Negara, Selasa (16/4/2024). JIBI/Akbar Evandio
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memenuhi panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel di Istana Negara, Selasa (16/4/2024). JIBI/Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membuka ruang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate pada kuartal terakhir 2024.

Hal ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam rapat kerja bersama dengan Badan Anggaran DPR RI, Senin (8/7/2024).

Perry menyampaikan bahwa BI saat ini terus mengupayakan mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga laju inflasi tetap terkendali di dalam negeri, juga nilai tukar rupiah dan stabilitas sistem keuangan yang tetap stabil.

Untuk itu, BI hingga Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juni 2024 memutuskan untuk tetap mempertahankan BI-Rate pada level 6,5% setelah dinaikkan pada RDG April 2024.

“Fokus kami adalah nilai tukar rupiah sekarang, bagaimana menjaga stabilitas dan tetap stabil dan terus menguat, sehingga sementara ini suku bunga BI Rate kami akan pertahankan dulu,” katanya.

Sebelum periode Hari Raya Idulfitri 2024, Bi telah merencanakan untuk menurunkan suku bunga acuan. 

Namun demikian, terjadinya gejolak global, baik akibat suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang higher for longer dan konflik di Timur Tengah, menyebabkan BI harus memprioritaskan stabilitas nilai tukar rupiah.

“Kalau kemudian nilai tukar rupiah bisa stabil, mungkin pada kuartal IV/2024, kami coba ruang untuk penurunan suku bunga bisa dilakukan,” kata Perry.

BI mencatat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS secara year-to-date (ytd) mengalami pelemahan 5,9%. Perry mengatakan tingkat pelemahan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lainnya, seperti Meksiko, Thailand, Korea Selatan, Brasil, dan Jepang.

Dia menegaskan nilai tukar rupiah ke depan akan stabil dan bergerak menguat, yang didukung oleh empat faktor, diantaranya penurunan Fed Funds Rate (FFR), imbal hasil investasi portofolio di dalam negeri yang tetap menarik, fundamental Indonesia yang cukup baik, serta komitmen BI untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper